3.211 Hektare Lahan di Riau Hangus Terbakar, BMKG Kembali Deteksi Tujuh Titik Panas

0

Riau, Teritorial.com – Kebakaran Hutan yang dulu sempat melanda Provinsi Riau kini dikhawatirkan akan kembali terulang. Pasalnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru telah mendeteksi tujuh titik panas yang menjadi indikasi awal terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, Rabu (3/7/2019).

“Tujuh titik panas terdeteksi menyebar di empat kabupaten di Riau,” kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sukisno di Pekanbaru.

Ia mengatakan titik panas yang terpantau melalui pencitraan satelit Terra dan Aqua tersebut menyebar di Kabupaten Bengkalis tiga titik, Indragiri Hulu dua titik dan satu titik masing-masing di Kampar dan Siak.

Tiga titik panas di Bengkalis seluruhnya terpantau di Kecamatan Mandau. Bahkan, dari tiga titik itu, dua diantaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat terjadinya Karhutla dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen.

Sementara di Indragiri Hulu, dua titik panas terpantau berada di Kecamatan Seberida. Selanjutnya satu titik di Kecamatan Tambang, Kampar dan Sungai Apit, Kabupaten Siak. Dari empat titik di Siak, Kampar dan Indragiri Hulu itu dipastikan bukan merupakan titik api.

Guna mengatasi meningkatnya jumlah titik-titik api yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) awal pekan ini kembali mengirim satu unit helikopter pengebom air.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Jim Gafur mengatakan terdapat enam helikopter water bombing jenis Mi-8, di Riau. “Seluruhnya bantuan dari BNPB,” kata Jim.

Helikopter MI-8 akan bergabung dengan jenis Kamov, Mi-171, Sikorsky dan dua unit Mi-8 lainnya yang terlebih dahulu berjibaku mengatasi titik-titik api di Riau sejak awal 2019 ini.

Keberadaan helikopter itu akan sangat membantu Satgas dalam mengatasi Karhutla, terutama yang melanda sebagian wilayah gambut pesisir Riau seperti Rokan Hilir, Bengkalis, Dumai dan Siak. Ia menuturkan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan Riau memasuki puncak musim kemarau pada Juli hingga Agustus 2019 mendatang.

“Prediksi BMKG kita memasuki puncak musim kemarau pada Juli ini hingga Agustus. Sehingga ini menjadi salah satu alasan BNPB memperkuat Riau dengan helikopter pengebom air,” tuturnya.

Hingga awal Juli 2019 ini, tercatat lebih dari 3.211 hektare lahan di Riau hangus terbakar. Kabupaten Bengkalis menjadi wilayah yang terluas mengalami Karhutla dengan luas mencapai 1.426.83 hektare.

Di Bengkalis, kebakaran lahan yang paling luas berada di Pulau Rupat dimana kebakaran sudah terjadi sejak awal tahun 2019. Posisi Pulau Rupat berada persis di bibir Selat Malaka dan berbatasan langsung dengan Malaysia. Karena kondisinya yang terus memburuk, Panglima TNI sempat mengirimkan sekitar seribu anggota Komando Strategis Angkatan Darat untuk membantu pemadaman.

Kondisi Pulau Rupat sendiri kini sudah semakin membaik dan cenderung stabil. Namun personel gabungan TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni serta masyarakat masih harus waspada mengantisipasi munculnya titik-titik api yang baru di wilayah tersebut.

Sumber: Antaranews.com

Share.

Comments are closed.