Peringati Hari Pahlawan 10 November, Parade Surabaya Juang tahun 2019 Digelar

0

Surabaya, Teritorial.Com – Sambut hari Pahlawan 10 November, Kota Surabaya gelar Parade Surabaya Juang tahun 2019 yang berlangsung heroik dan meriah. Di beberapa titik jalan yang dilewati rute parade, ditampilkan teatrikal perang. Aksi teatrikal ini sangat “menghipnotis” penonton karena teatrikal perang dikonsep seperti perang sungguhan di era penjajahan.

Parade kali ini bercerita tentang kilas bali sejarah perang 10 November 1945 di Tugu Pahlawan. Ada pula pembacaan puisi dan pengibaran bendera Merah Putih di Hotel Yamato (kini bernama Hotel Majapahit).
Awalnya Parade Surabaya Juang dimulai dengan paduan suara dari SMPN 6. Setelah mengheningkan cipta, dilanjutkan dengan pembacaan puisi Surabaya Bhineka oleh Sosiawan Leak.

Berikutnya, dilanjutkan teatrikal perang 10 November 1945 oleh Komunitas Pecinta Sejarah se-Indonesia, disambung penyerahan bendera merah putih kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini oleh Olivia Zalianty, kemudian kali kota Surabaya menyerahkan bendera ke Panglima TNI yang kemudian naik Panser bersama sama menuju Siola.

Ketika sampai di depan Gedung Siola, para peserta berhenti sejenak untuk menyaksikan teatrikal kolosal lagi. Kemudian ketika tiba di depan Hotel Majapahit, di atas kendaraan Anoa, Wali Kota Risma berteriak lantang membacakan puisi karya KH Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus itu. “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Surabaya adalah Kota Keberanian, Kota Kebanggaan,” begitulah sedikit isi puisi yang dibacakan Wali Kota Risma.

Atraksi lain masih ditampilkan di depan gedung Negara Grahadi, kawasan bambu runcing, depan monumen Polri dan Jalan Bengawan. Nah di Jalan Bengawan inilah Wali Kota Risma menerima senjata dari perwakilan veteran sebagai simbol penyerahkan estafet perjuangan kepada generasi berikutnya. Setelah itu, ia bersama Forpimda Surabaya tiba di garis finish dan menyaksikan penampilan dari berbagai peserta. Penampilan itu, mulai dari pembacaan puisi, drum band, hingga teatrikal perjuangan. “Saya ingin menyampaikan, kita jangan pernah melupakan apa yang pernah diperjuangkan oleh para Pahlawan untuk negara kita, untuk kota kita tercinta seperti saat ini,” kata Risma.

Menurutnya, ketika para pejuang merebut kemerdekaan, mereka tidak pernah membeda-bedakan. Karena itu, ia berpesan kepada warga Surabaya agar mencontoh sikap para pendahulu. Caranya, dengan tidak mudah terprovokasi untuk terpecah-belah, karena berbeda suku bangsa, agama maupun etnis. “Jangan mudah dihasut, jangan mudah kena hoax, karena mereka yang membuat fitnah dan hoax ingin memecahkan persatuan dan kesatuan kita,” tegasnya.

Share.

Comments are closed.