Terkontaminasi Cacing Gelang, Ratusan Ton Jahe Impor Dimusnahkan di Mojokerto

0

MOJOKERTO, Teritorial.com – Sebanyak 287,7 ton jahe dari India dan Myanmar dimusnahkan di Mojokerto. Pasalnya, ratusan ton jahe impor tersebut terkontaminasi tanah yang mengandung nematoda atau cacing gelang.

Ratusan ton jahe tersebut masuk ke Indonesia dari India dan Myanmar melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada Desember 2020. Terdapat 3 perusahaan yang mengimpor 287,7 ton jahe tersebut.

Yaitu 234,9 ton jahe dari India diimpor PT IT, 27 ton jahe dari Myanmar diimpor PT MIG, serta 25,8 ton jahe asal India diimpor PT PJA. Ratusan ton jahe itu diimpor dalam 11 kontainer.

Pemusnahan sore tadi digelar di perusahaan pengolahan limbah di Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Nampak dua kontainer berisi jahe di lokasi pemusnahan. Beberapa karung jahe dimusnahkan dengan cara dibakar.

Sekretaris Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian Wisnu Haryana mengatakan, impor 287,7 ton jahe dari India dan Myanmar sudah memenuhi syarat administrasi. Hanya saja saat diperiksa petugas karantina, jahe impor itu terkontaminasi tanah yang mengandung nematoda atau cacing gelang.

“Jahe bertanah ini mengandung nematoda. Sebenarnya masih layak konsumsi, tapi sudah banyak ditemukan jahenya yang busuk,” kata Wisnu kepada wartawan di lokasi pemusnahan, Jumat (26/3/2021).

Organisme pengganggu tumbuhan tersebut, lanjut Wisnu, bakal menjadi hama bagi perkebunan jahe di Indonesia jika dibiarkan masuk. Produksi jahe di tanah air berpotensi merugi hingga Rp 3,4 triliun. Itu belum termasuk biaya eliminasi dan biaya lainnya yang harus ditanggung.

“Kalau organisme pengganggu tumbuhan sampai masuk ke wilayah kita, satu yang paling berbahaya, kita punya lahan jahe, kalau sampai menular ke kita, itu akan berpengaruh pada produksi jahe di Indonesia,” tegasnya.

Share.

Comments are closed.