“Vigilant Ace”: Latihan Militer AS-Korea Selatan

0

Pyongyang, Teritorial.com – Senin (4/12/2017) akan menjadi hari pertama untuk latihan militer bersama Amerika Serikat (AS) – Korea Selatan dengan melibatkan sekitar 12.000 personel militer. latihan itu disebut sebagai “Vigilant Ace” yang merupakan respon terhadap pergerakan asertif Korea Utara yang telah melakukan uji coba rudal nuklir dalam beberapa minggu terakhir.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyatakan bahwa tujuh kapal perang mereka bergabung dalam latihan perang dengan tiga kapal induk AS; USS Ronald Reagan, USS Nimitz dan USS Theodore Roosevelt. Latihan yang melibatkan tiga kapal induk Pentagon sekaligus di lokasi yang sama ini merupakan yang pertama kali sejak satu dekade silam.

Korea Utara mengecam latihan tersebut dengan menyebutnya sebagai latihan untuk invasi dan menjawab dengan melakukan manuver militer serta uji coba rudal. Sementara dari angkatan laut AS mengkonfirmasi bahwa latihan yang dilakukan meliputi pertahanan udara, pengawasan laut, pertempuran udara dan operasi lainnya. Korea Selatan sendiri mengakui latihan gabungan tersebut akan memperlihatkan kemauan dan kesiapan militer yang kuat untuk mengalahkan setiap provokasi Korea Utara dengan kekuatan yang dominan pada saat terjadi krisis

Inisiasi latihan bersama tersebut diadakan dalam bulan ini dipicu oleh aktivitas peluru kendali (rudal) Korea Utara pasif setelah uji coba terakhir pada15 September lalu. Bagaimanapun juga, Pyongyang, meski telah mendapat tekanan internasional yang berat untuk mengakhiri program senjata nuklir dan rudalnya, telah bersumpah untuk tidak pernah melucuti senjata nuklirnya. Rezim tertutup itu merasa perlu memiliki senjata nuklir untuk melawan AS yang mereka curigai akan melakukan agresi dan Pyonyang juga menjadikan nuklir sebagai instrumen untuk meningkatkan posisi tawar dalam meja perundingan.

Seperti yang dilansir CNN, Kementerian Luar Negeri Korea Utara juga mengeluarkan pernyataan terkait latihan bersama AS-Korea Selatan tersebut bahwa “Presiden AS Donald Trump dan pemerintahannya mengemis untuk perang nuklir, Trump sedang memancing pertarungan nuklir yang sangat berbahaya di semenanjung Korea,” ungkap seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara dalam sebuah pernyataan tertulis yang juga menyebut Trump sebagai “setan nuklir” dan “pengganggu perdamaian global” (3/12/2017).

Sebelumnya, AS juga telah membawa isu nuklir Korea Utara tersebut ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),  dan mendapat respon dari Duta Besar Korea Utara untuk PBB di Jenewa Han Tae Song, yang menolak sanksi baru yang diputuskan oleh administrasi Donald Trump, dimana Korea Utara berkemungkinan dimasukkan ke daftar negara sponsor terorisme. (Rzl)

 

Share.

Comments are closed.