Disebut Sebagai Pesaing F-22 dan F-35, AS Dilaporkan Buat Replika J-20 Milik Cina Untuk Latihan

0

Beijing, Teritorial.Com – Pesawat jet tempur siluman milik Cina, Chengdu J-20 Mighty Dragon akan menjadi pesaing berat jet tempur canggih milik Amerika Serikat (AS) F-22 dan F-35 dan Su-57 milik Rusia.

“J-20 juga akan mengubah sejarah angkatan udara di kawasan Asia-Pasifik. Di masa lalu, hanya AS dan sekutunya seperti Jepang yang mampu mempersenjatai jet tempur siluman. Tapi sekarang, monopoli mereka di wilayah ini telah dipatahkan oleh J-20,” tulis Song Zongping, seorang pakar militer.

Sebuah laporan berjudul “Perkembangan Militer dan Keamanan yang Melibatkan Republik rakyat Cina 2018” juga membahas perihal kemampuan dan keunggulan teknis J-20.

“J-20 mungkin telah memulai layanan aktif dalam jumlah kecil, mungkin dengan unit uji dan pelatihan. Jangkauan rudal udara-ke-udara sejauh 300 km, “tulis laporan itu, dan menambahkan bahwa peningkatan berkelanjutan Cina terhadap armada pembomnya akan memberikan kemampuan untuk membawa rudal jelajah jarak jauh

Namun, sebuah laporan baru meragukan klaim J-20 Cina dapat menjadi pesaing bagi jet generasi kelima F-22 dan F-35 milik AS. South China Morning Post (SCMP) secara khusus melaporkan bahwa Cina meluncurkan J-20 lebih cepat dari jadwal tahun lalu dan menggunakan mesin sementara dalam menghadapi meningkatnya tantangan keamanan di wilayah tersebut.

Kondisi tersebut membat kemampuan J-20 akan sangat terbatas, termasuk dalam hal manuver dan efisiensi bahan bakar serta kemampuan silumannya pada kecepatan supersonik.

Meskipun demikian, kehadiran jet tempur milik Cina J-20 tetap menjadi perhatian besar bagi AS. Mengutip laman SCMP, Desember 2018, Angkatan Udara AS membuat replika sklala penuh (mock-up) J-20 untuk digunakan dalam pelatihan pasukan mereka. AS dilaporkan khawatir dengan kekuatan tempur Asia yang semakin meningkat.

Replika skala penuh Chendu J-20 Mighty Dragon dibuat oleh kontraktor di LaGrange dan terlihat berada di fasilitas iliter di Bandara Savannah-Hilton Head di Georgia, yang merupakan markas besar US Air Dominance Center (ADC).

Sebelumnya, Komandan ADC Kolonel Emmanuel Haldopoulos menjelaskan bahwa replika skala penuh J-20 digunakan untuk pelatihan darat dan berada di ADC untuk waktu yang singkat, yaitu 4-6 Desember. Korps Marinir AS yang mendanai dan mengarahkan pelatihan perangkat ini.

Pelatihan dan Pendidikan Komando Korps Marinir (TECOM) dikutip dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh surat kabar militer Marine Corps Times, mengatakan bahwa replika itu diminta oleh  Kantor Manajemen Sistem Ancaman Angkatan Darat  untuk beberapa pangkalan Korps Marinir.

TECOM menyatakan bahwa replika J-20 digunakan dalam berbagai percobaan dan pelatihan militer di pangkalan Savannah. Namun, prototipe belum dirancang untuk pelatihan penerbangan, seperti pertempuran udara.

Sementara itu, mantan diplomat AS Sean King juga mengatakan bahwa prioritas strategis Washington telah bergeser dari Moskow ke Beijing.

“Mock-up J-20 itu berbicara pada fakta bahwa daratan Cina adalah saingan strategis utama AS. Saya akan mengatakan Beijing sebagai saingan utama negara kita,” katanya. “Konflik sama sekali tidak bisa dihindari, tetapi selalu lebih baik untuk dipersiapkan.”

Sempat gagal dalam uji coba, mesin tempur J-20 tidak muncul dalam pameran udara Zhuhai. Di masa lalu, pelatih militer kerap menggunakan pesawat dari armada mereka sendiri yang memiliki kemampuan serupa dengan model musuh untuk mensimulasikan pertempuran.

Share.

Comments are closed.