Massa Kepung Gedung Putih, Trump Dibawa ke Bungker

0

JAKARTA, Teritorial.com – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dibawa ke bungker bawah tanah ketika masa berkumpul di luar Gedung Putih pada Jumat (30/5/2020) malam.

Mengutip CNN, Minggu (1/6/2020) menurut sebuah sumber, pejabat Gedung Putih mengambil tindakan membawa Trump bersama Ibu Negara, Melania Trump serta putra mereka, Barron diungsikan di dalam bunker selama beberapa waktu.

Sumber tersebut juga mengatakan, jika eskalasi di Gedung Putih meningkat menjadi “merah” maka Trump, Ibu Negara dan Putranya akan dipindahkan ke Pusat Operasi Darurat.

Kabarnya, pada Minggu dini hari, Gedung Putih memperingatkan stafnya melalui surat elektronik. Isinya, bagi staf yang harus bekerja pada Senin, untuk menyembunyikan identitasnya sampai tiba mendekati pintu masuk.

Sementara itu, pada Sabtu (31/5/2020) hanya beberapa jam setelah protes di Gedung Putih berlangsung, Trump menyatakan dirinya aman. Melalui serangkain kicauan pada akun pribadinya di Twitter, Trump memuji kinerja Dinas Rahasia AS karena melindungi dirinya.

Atas aksi tersebut, Trump menyarankan agar anjing penjaga dan persenjataan bersiap di dalam gerbang Gedung Putih.

Trump mengklaim, Wali Kota Washington DC, Muriel Bowser tidak mengizinkan polisi setempat untuk terlibat. Meskipun agen keamanan, Secret service mengatakan berada di tempat kejadian.

Kemudian pada hari itu, saat berbicara di NASA Space Center NASA di Florida setelah peluncuran roket NASA/SpaceX, Trump memperingatkan para pengunjuk rasa di seluruh negeri, menyatakan dukungan untuk sebagian besar petugas polisi dan menyalahkan kelompok Antifa (anti-fasis).

Kelompok Antifa ini memang menjadi perbincangan setelah diancam dimasukkan ke daftar teroris oleh Trump karena dituding menjadi bagian dari kekacauan pada aksi protes menentang pembunuhan warga kulit hitam oleh polisi.

“Saya berdiri di hadapan Anda sebagai teman dan sekutu bagi setiap orang Amerika yang mencari keadilan dan perdamaian. Dan saya berdiri di hadapan Anda dalam oposisi yang kuat terhadap siapa pun yang mengeksploitasi tragedi ini untuk menjarah, merampok, menyerang, dan mengancam. Penyembuhan, bukan kebencian, keadilan, bukan kekacauan, adalah misi yang dihadapi,” kata Trump.

Trump menambahkan bahwa suara warga negara yang taat hukum harus didengar dengan sangat keras.”

“Kita harus membela hak setiap warga negara untuk hidup tanpa kekerasan, prasangka atau ketakutan,” kata Trump.

Keputusan untuk memindahkan Presiden, datang ketika para pengunjuk rasa berhadapan dengan petugas Secret Service di luar Gedung Putih selama berjam-jam pada hari Jumat. Mereka berteriak, melemparkan botol-botol air dan benda-benda lain di barisan perwira, dan berusaha untuk menerobos pagar.

Pengunjuk rasa melakukan aksi dorong beberapa kali sehingga petugas harus pergi dengan luka ringan. Pada satu titik, para agen menanggapi dorongan dan teriakan agresif dengan menggunakan semprotan merica kepada mereka, para pengunjuk rasa.

Sepanjang malam, para pengunjuk rasa melantunkan dukungan mereka untuk Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang meninggal setelah lehernya ditekan lutut oleh seorang perwira polisi kulit putih.

Protes, yang dimulai pada Jumat sekitar pukul 10 malam waktu setempat di luar Gedung Putih, akhirnya berakhir pada pukul 3:30 pagi waktu setempat.

Kerumunan terurai dan petugas Dinas Rahasia dapat memperluas perimeter dan hambatan mereka di sekitar Lafayette Park di seberang Gedung Putih. Enam orang diamankan atas aksi protes tersebut.

Trump didesak oleh beberapa penasehat kepresidenan untuk secara resmi menangani kerusuhan ini dan menyerukan ketenangan. Sementara yang lain mengatakan dia harus mengambil tindakan atas kerusuhan dan penjarahan atau berisiko kehilangan suara pada Pemilu yang akan digelar November mendatang.

Share.

Comments are closed.