Operasi Olive Branch, Turki Pukul Mundur YPG di Perbatasan Suriah

0

Ankara, Teteritorial.Com – Turki meluncurkan Operation Peace Spring di Suriah timur laut yang dikuasai oleh unit militer Kurdi bentukan Amerika Serikat (AS). Bunyi ledakan dan gumpalan asap hitam memenuhi langit kota Tal Abyad di perbatasan Suriah. Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan sejak operasi diluncurkan pada 9 Oktober lebih dari 300 teroris kurdi telah tewas.

Sementara itu, pasukan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) menembakkan roket dan mortir dari wilayah yang mereka duduki menghantam kota-kota Sanliurfa Akcakale, Birecik dan Ceylanpinar serta kota Mardin Nusaybin di Turki tenggara. Pemerintah Suriah mengecam agresi miter Turki ke wilayah kedaulatannya, dan menyatakan bahwa operasi militer Turki sebagai agresi dan pelanggaran terhadap hukum internasional.

Sebelumnya, Damaskus dalam sebuah pernyataan resmi telah mengutuk pernyataan yang tidak bertanggung jawab Presiden Erdogan yang sama sekali tidak menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Suriah. Pernyataan kementerian pada hari Rabu juga menyalahkan kelompok Kurdi atas apa yang terjadi, dan mengatakan bahwa mereka telah digunakan sebagai “proyek Amerika” untuk menghancurkan Suriah.

Dilansir dari Aljazera Kamis (17/10), Pemerintah Suriah juga memandang bahwa niat Turki yang sebenarnya adalah “ambisi ekspansionis” untuk menghidupkan kembali kekaisaran Ottoman dengan dalih melindungi perbatasannya dari kelompok-kelompok teroris Kurdi.

Mengulangi Operasi Olive Branch pada Januari 2018, dengan dalih yang sama untuk menghancurkan kekuatan YPG – kali ini tindakan Turki telah menyebabkan reaksi dari dunia internasional. Finlandia dan Norwegia langsung menghentikan kerja sama militer dengan Ankara, dan negara lain berpikir untuk menjatuhkan sanksi terhadap Ankara.

Sebelumnya Menteri luar negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa negaranya akan terus memberikan informasi kepada Suriah, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan yang lainnya tentang operasi militer Turki ke Suriah utara.

Cavusoglu juga mengklaim bahwa operasi militer itu sejalan dengan hukum internasional tentang hak Turki untuk mempertahankan diri, katanya ketika melakukan lawatan ke Aljazair pada hari Rab, dan menambahkan bahwa, “satu-satunya target Turki adalah teroris” di timur laut Suriah, dan serangan itu merupakan kontribusi Ankara untuk integritas perbatasan Suriah.

Ekspektasi invasi Turki naik setelah Presiden Donald Trump pada hari Minggu tiba-tiba mengumumkan bahwa pasukan Amerika Serikat (AS) akan mundur menjelang agresi militer Turki ke Suriah. Ketua Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menyatakan kekhawatirannya terhadap para pejuang Kurdi Suriah yang saat ini menguasai hampir 30% wilayah kedaulatan Suriah berkat dukungan AS selama bertahun-tahun.

Gheit dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu mengatakan bahwa invasi seperti itu akan menjadi “pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Suriah dan mengancam integritas Suriah.” Di samping itu, menurut Gheit, agresi militer Turki dapat mengobarkan konflik lebih luas di Suriah timur dan utara, dan mendorong kebangkitan kelompok teroris yang berafiliasi dengan ISIS.

Share.

Comments are closed.