Menelisik Manuver Politik Dua Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo-Moeldoko

0

Jakarta, Teritorial.Com – Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo diprediksi bakal menggantikan posisi Prabowo Subianto menjadi ikon kelompok kritis terhadap pemerintah. Gatot juga disebut-sebut dapat merangkul pendukung Prabowo yang kecewa setelah bekas Danjen Kopassus itu menerima jabatan sebagai menteri pertahanan.

Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra) Fadhli Harahab mengakui bisa saja itu Gatot menggantikan peran Prabowo sebagai pengkritik pemerintah. Hal itulah yang sekarang sedang dilakukan Gatot. Tapi dalam hal lain belum tentu bisa. “Kalau berperan sebagai sosok pengkritik pemerintah ya bisa saja, buktinya GN sekarang melakukan itu. Tetapi secara figur dan ketokohan belum tentu dapat menyamai Prabowo,” kata Fadhli dihubungi, Minggu (4/10/2020).

Menurut dia, ketokohan Prabowo sudah sampai tingkatan oposisi. Sebab Prabowo sendiri merupakan pemimpin Partai Gerindra yang punya banyak wakil di Senayan. Sementara Gatot belum mencapai itu. Di sisi lain, Fadhli mengakui bergabungnya Prabowo ke jajaran pemerintahan Jokowi-Ma’ruf membuat kecewa para pendukungnya. Gatot sudah mempunyai modal dengan menjadi kritikus pemerintah.

Gatot Nurmantyo Belum Setara Dengan Prabowo Subianto

Peran Prabowo Subianto di kancah politik nasional dianggap masih sulit digeser Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, meski sama-sama berlatarbelakang purnawirawan TNI. “Kalau prabowo masih Ketum Gerindra sulit menggeser posisinya di politik,” kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno saat dihubungi, Minggu (4/10/2020).

Adi menilai, selama 15 tahun belakangan ini Prabowo yang saat ini menjabat Menteri Pertahanan itu menjadi salah satu poros politik kuat di Indonesia. Dengan demikian, menurutnya, Gatot belum pada level itu.

Kecuali mantan Panglima TNI itu segera membikin partai, maka Gatot akan menjadi salah satu tokoh politik determinan ke depan. “Di negara ini kalo mau menjadi salah satu tokoh kunci harus punya partai. Itu syarat wajibnya. Tak ada yang lain. Negara ini rezim partai,” ujar analis politik asal UIN Jakarta ini.

Peta Politik Purnawirawan TNI Menuju Pilpres 2024

Pengamat politik dari Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara berpendapat, Purnawirawan TNI yang aktif di panggung politik tidak bisa dihindari. Igor menilai jika penyaluran akan hasrat kekuasaan para Purnawirawan TNI tidak pudar.

Dia melanjutkan, Purnawirawan TNI yang maju di berbagai kontestasi Pemilu dan Pilkada menunjukkan bahwa gerak politik mereka tidak berhenti. Pernyataan Igor tersebut merujuk pada sikap Kepala Staf Presiden (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko yang mengingatkan, purnawirawan agar memegang teguh prinsip.

Besar kemungkinan bahwa jumlah purnawirawan TNI yang mencoba keberuntungannya di pentas politik demokrasi semakin banyak. Selain partai politik (Parpol), institusi TNI memang sumber rekrutmen kepemimpinan daerah dan nasional. “Peran purnawirawan TNI seperti Moeldoko, Hendropriyono, Luhut Panjaitan dan sekarang Prabowo Subianto di dalam lingkaran istana membuktikan, posisi purnawirawan TNI punya privilese, yang tidak diperoleh kelompok pensiunan lainnya,” kata Igor.

Selain itu nama Gatot Nurmantyo (GN) juga cepat mendapat tempat di hati masyarakat yang anti terhadap kebijakan pemerintah sekarang ini,” tambah Direktur Survei dan Polling Indonesia (SPIN) itu.

Igor melihat, banyak dari masyarakat yang anti terhadap kebijakan pemerintah saat ini berharap agar Gatot Nurmantyo menjadi pemimpin gerakan moral dan penyeimbang bagi pemerintah, di saat Parpol melempem menjadi oposisi.

Pasca Reformasi lanjut dia, banyak purnawirawan TNI berkiprah menjadi anggota Parpol, bahkan mendirikan Parpol dan punya konstituen cukup besar. Dia pun memprediksi perlahan KAMI ditransformasikan sebagai partai politik. Lebih lanjut dia mengatakan, saat Jokowi lengser di 2024, peluang figur purnawirawan TNI menjadi pemimpin nasional berikutnya seperti SBY potensial terwujud. Sekarang ini kata dia, dari kalangan militer ada dua Jenderal Purnawirawan TNI yang dipandang oleh publik nanti di 2024.

Pertarungan Gatot Nurmantyo & Moeldoko Menuju Elektabilitas dan Popularitas

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai tengah terjadi manuver politik diantara kedua mantan Panglima TNI yakni Gatot Nurmantyo dan Moeldoko.

Berasama KAMI, Gatot memposisikan diri berada di kubu penentang/oposisi, sedangkan Moeldoko berada di kubu pemerintah. Bersitegang dalam beberapa isu tertentu, Gatot Nurmantyo dan Moeldoko, dinilai sama-sama kebelet nyapres di Pilpres 2024.

Penilaian tersebut disampaikan, menyikapi pemberitaan yang berkembang terkait kedua orang tersebut. Menurut Ujang, peluang Gatot dan Moeldoko bisa ditandai dengan popularitas dan elektabilitas yang tinggi.

Jika ke depan keduanya memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi, peluang nyapres akan terbuka. “Begitu juga sebaliknya, jika popularitas dan elektabilitasnya rendah, maka mereka akan layu sebelum berkembang. Dan hanya akan bertarung di tingkat wacana,” pungkas dia

Share.

Comments are closed.