Membuka Tabir Kunjungan ‘Pak Harto’ Ke Bosnia

0

Jakarta, Teritorial.com – 23 tahun silam sebelum kita dihebohkan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke daerah yang saat ini sedang berkonflik Kabul, Afghanistan, Presiden RI ke 2 Soeharto juga pernah melakukan kunjungan ke daerah konflik.

Tepat pada tanggal 13 Maret 1995, Pak Harto begitu ia dipanggil, mengunjungi Bosnia yang saat itu sedang dilanda perang saudara. Sebelumnya, Pak Harto singgah di Kroasia dalam kunjungan bilateral.

Seperti yang di kutip dari buku ‘Pak Harto The Untold Stories’, Pertemuan Pak Harto dengan Presiden Bosnia Alija Izetbegovic diiringi oleh dengan berseliweran poyektil meriam di sekitar istana kepresidenan Bosnia. Namun, kala itu Pak Harto tetap tenang.

Sebelum sampai di Istana Presidenan Bosnia, Pak Harto juga diberitahu bahwa beberapa saat jelang kedatangannya, pesawat yang ditumpangi Utusan Khusus PBB Yasushi Akashi ditembaki saat terbang ke Bosnia. Tapi kabar itu tak menciutkan nyali Presiden Soeharto.

Dengan menggunakan pesawat sewaan dari Rusia jewnis JAK-40 berkapasitas 24 kursi, Presiden Soeharto terbang ke Bosnia-Herzegovina. Sesuai prosedur keselamatan internasional di medan perang, semua penumpang mengenakan helm baja dan rompi yang bisa menahan proyektil M-16.

Namun demikian, Pak Harto tetap bersikeras untuk tidak menggunakan prosedur keselamatan yaitu nenolak mengenakan rompi seberat 12 kilogram. Pada akhirnya Pak Harto hanya berkopiah.

Turut ikut  bersama Presiden Soeharto Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Mayor Jenderal TNI Jasril Jakub, Ajudan Presiden Kolonel Inf. Sugiono, Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden Kolonel Inf. Sjafrie Sjamsoedin, Komandan Detasemen Pengawal Pribadi Presiden Mayor CPM Unggul K Yudhoyono.

Menteri luar Negeri Ali Alatas, Menteri Sekretaris Negara Moediono, Panglima ABRI Jenderal TNI Faizal Tanjung, Kepala Badan Intelijen ABRI Mayor Jenderal TNI Syamsir Siregar.

Letjen Sjafrie Sjamsoeddin dalam buku ‘Pak Harto The Untold Stories’ menyebut, bahwa Soeharto kala itu malah menyarankan untuk menyimpan helm baja tersebut di Taman Mini

Tidak hanya itu, Sjafrie yang turut ikut dalam rombongan pengawalan Soeharto, kala itu juga menceritakan bahwa Soeharto enggan memakai rompi anti peluru dan malah meminta untuk membawakannya.

“Eh, Sjafrie, itu rompi kamu cangking (jinjing) saja. Helmnya nanti masukkan ke Taman Mini (Museum Purna Bhakti) saja,” ujar Soeharto seperti diungkapkan Letjen Sjafrie Sjamsoeddin dalam buku Pak Harto The Untold Stories.

Kemudian dalam buku tersebut, Sjafrie juga menceritakan, alasan Pak Harto untuk tetap nekat berkunjung ke Bosnia. Sjafrie mengatakan, Pak Harto yang kala itu menjabat sebaga Ketua GNB (Gerakan Non-Block) Indonesia tak punya cukup uang untuk bisa membantu Bosnia.

Sehingga, kata Sjafrie, kunjungan harus dilakukan lantaran untuk memberikan dukungan moril kepada negara Bosnia yang sedang perang saudara.

“Kita ini pemimpin Negara Non Blok tetapi tidak punya uang. Ada negara anggota kita susah, kita tidak bisa membantu dengan uang ya kita datang saja,” tutur Soeharto seperti yang diberitakan Sjafrie.

“Yang penting orang yang kita datangi merasa senang, morilnya naik dan mereka menjadi tambah semangat,” sambung Soeharto seperti diceritakan Sjafri dalam buku tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, lanjut Sjafrie, kunjungan Presiden Soeharto ke Bosnia menjadi headline media di seluruh dunia. Tidak hanya itu, foto Pak Harto berjas dan berkopiah di medan perang Bosnia terpampang jelas di semua headline media kala itu. (ROS)

Share.

Comments are closed.