Penyumbang Pesawat Pertama Di Indonesia Bertemu Jokowi

0

Jakarta, Teritorial.com – Nyak Sandang, warga Gampong Lhuet, Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya, rela menggelontorkan uangnya sebesar Rp 100. Uang itu hasil penjualan sepetak tanah dan 10 gram emas milik orang tuanya.

Uangnya itu pun lantas diserahkan kepada negara, yang tengah membutuhkan uang untuk pembelian pesawat terbang pertama Indonesia, Seulawah R-001 dan Seulawah R-002.

Kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Nyak Sandang kemudian menunjukkan bukti obligasi Pemerintah Indonesia tahun 1950 yang dimilikinya. Nyak Sandang bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka pada Rabu (21/3) sekitar pukul 18.25 WIB.

Nyak Sandang datang ditemani oleh dua orang anaknya, Maturidi dan Khaidar. Mereka terbang dari Aceh Selasa, kemarin.

Seperti diketahui, Nyak Sandang adalah salah satu orang yang ikut andil menyumbangkan harta kekayaannya untuk membeli pesawat pertama Indonesia. Hal ini berawal dari tahun 1948 saat Presiden Sukarno berkunjung ke tanah Aceh guna mencari dana untuk pembelian pesawat pertama setelah Indonesia merdeka.

 

Nyak Sandang yang kala itu berusia 23 tahun bersama orang tuanya menjual sepetak tanah dan 10 gram emas. Hartanya yang dihargai Rp 100 pun diserahkan kepada negara.

Tak hanya Nyak Sandang, ratusan warga Aceh lainnya pun turut serta membantu pemerintah. Warga pun dijanjikan bahwa sumbangan modal pembelian pesawat itu akan dikembalikan beserta dengan pemberian hadiah dalam kurun waktu 40 tahun.

Presiden Sukarno pun menerima sumbangan dari masyarakat Aceh sebanyak 120 ribu dolar Singapura dan 20 kg emas murni untuk membeli dua pesawat terbang yang diberi nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002. Dua pesawat tersebut merupakan cikal bakal maskapai Garuda Indonesia Airways.

Di penghujung perbincangan, Nyak Sandang menyampaikan terima kasih kepada Presiden.

“Terima kasih Bapak Presiden sudah punya waktu untuk kami,” ungkap Nyak Sandang.

Share.

Comments are closed.