Manila, Teritorial.Com – Melihat siklus ancaman terhadap keamanan maritim yang kian meluas, Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal) Laksda TNI Amarulla Octavian menekankan pentingnya ketahanan maritim ASEAN.
Hal tersebut disampaikan oleh Mantan Dekan Fakultas Menajemen Pertahanan Universitas Pertahanan tersebut dalam konferensi internasional, National Defense College of the Philippines (NDCP) bertajuk Resilience in the Age of Global Security di Manila, Filipina, Sabtu (18/8/2018)
“Dinamika lingkungan strategis di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, hingga pesatnya kemajuan teknologi telah merubah karakter ancaman maritim sehingga harus ditanggulangi bersama,” ujarnya saat menjadi pembicara bersama Kasal Filipina, Vice Admiral Robert A. Empredrad.
Dalam pemaparannya yang berjudul Developing ASEAN Maritime Resilience. Octavian menjelaskan, sejalan dengan cetak biru dan Program Aksi ASEAN Political-Security Community (APSC), maka konsep kerjasama keamanan kesepuluh negara anggota ASEAN meningkat dari tataran cooperative security menjadi common security.
Beberapa tahapan telah dilaksanakan oleh sejumlah negara-negara di ASEAN baik yang sifatnya multilateral, trilateral bahkan bilateral. “Dengan konsep kerjasama keamanan yang lebih terintegrasi, maka ketahanan maritim ASEAN dapat dibangun dengan lebih kokoh berdasarkan kepentingan kawasan,” katanya dalam keterangan pers kepada teritorial.com.
Laksda Octavian menambahkan, beberapa tahapan pembangunan ketahanan maritim ASEAN secara terstruktur dan sistematis yang dipaparkan merupakan hasil penelitian strategis Pusat Kajian Maritim (Pusjianmar) Seskoal. Seperti diketahui, konferensi internasional, National Defense College of the Philippines (NDCP) yang digelar pada 16-17 Agustus 2018 menghadirkan para pembicara akademisi dan praktisi dari mancanegara yang terbagi ke dalam 5 panel.
Pada hari pertama konferensi terdiri dari 3 panel dengan fokus pembahasan human security sedangkan hari kedua terdiri dari 2 panel yang membahas state security. Konferensi dibuka secara resmi oleh Menteri Pertahanan Filipina Bapak Delfin N. Lorenzana sekaligus menyampaikan keynote speech.
Konferensi dihadiri para senator, duta besar, pejabat National Security Council, perwira tinggi Armed Forces of the Philippines, Coast Guard, National Police, lembaga-lembaga internasional, serta beberapa rektor dan dekan dari universitas terkemuka di Filipina dengan sekitar 200 peserta.