Moscow, Teritorial.com – Uji coba senjata nuklir Korea Utara (Korut), pada september lalu, menunjukan bentuk kemajuan yang luar biasa bagi Korut dalam hal penguasaan teknologi persenjataan nuklir. Tidak pernah disangka sebelumnya, pada Uji coba ke-6 tersebut Korut juga berhasil memperlihatkan kemampuannya dalam hal peluru kendali.
Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushe mengatakan AS sangat menyadari bahwa kemungkinan serangan terhadap Korut akan menimbulkan korban jiwa yang besar pada 250 ribu orang Amerika yang berada di Korea Selatan. “Jika pertempuran berskala besar pecah di semenanjung Korea, puluhan ribu warga AS akan meninggal,” Patrushev menekankan seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (26/12/2017).
Pejabat keamanan tersebut mengulangi bahwa situs peluncuran artileri dan roket Korut diposisikan hanya 50 kilometer dari Seoul, sebuah kota metropolis yang semarak menampung sekitar 10 juta orang. Sementara itu, Washington memikul tanggung jawab untuk berkontribusi pada ‘lingkaran setan’ ketegangan di semenanjung tersebut.
“Hari ini, AS membuat pernyataan agresif dan provokatif terhadap kepemimpinan Korut dan seluruh rakyat Korea Utara, dan melakukan latihan angkatan udara dan angkatan laut berskala besar bersama dengan Korea Selatan,” ucap Patrushev.
Sementara itu, hasil uji coba senjata nuklir ke-6, nampaknya juga sudah cukup dalam menggambarkan bagaimana kedahsyatan ledakan senjata nuklir tersebut.Presiden Korut Kim Jong-Un yang menykasikan langsung posesi tersebut merasa puas akan keberhasilan segenap ilmuan Korut yang terus berinovasi. Pemimpin diktaktor tersebut juga menyatakan bahwa awal 2018 yang sudah di depan mata ini, Korut sudah dapa menguasai Missile Delivery System yang dibantu oleh sekutu terdekatnya yaitu Tiongkok.
Kekhawatiran jika Korut benar-benar mengambil jalan pintas untuk keluar dari tekanan AS dengan serangan nuklir seakan benar-benar menjadi kenyataan. Dimana dalam beberapa kesempatan kepada awak media Kim dengan lantang menyuarakan niat untuk menyerang pangkalan militer AS di Korsel hingga Guam.
Apa yang dapat dilakukan Moscow dan Beijing, saat ini adalah mendorong sebuah peta jalan komprehensif yang mencakup Korut menghentikan uji coba rudal serta nuklirnya, dan AS menghentikan latihan militernya di semenanjung tersebut.
Moskow percaya bahwa Washington, sementara dengan pura-pura menganjurkan sebuah rencana perdamaian, memanfaatkan isu nuklir Korut untuk membatasi pengaruh Rusia dan China serta melakukan militerisasi di Asia Pasifik, kata kepala Dewan Keamanan. “Washington sangat konsisten dalam rencananya untuk menerapkan elemen sistem pertahanan rudal globalnya di kawasan ini,” kata Patrushev.
“Kami tidak dapat mengesampingkan bahwa meningkatkan ketegangan di sekitar Korea Utara menguntungkan tujuan strategis Amerika Serikat,” tukasnya. (SON)