Medan, Teritorial.Com – Aksi damai ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pergerakkan Mahasiswa se-Kota Medan dan Mahasiswa Bengkulu melakukan aksi terkait melemahnya rupiah, harus tercoreng lantaran tindakan represif aparat terhadap mahasiswa yang menyampaikan aspirasi. Naanya lagi korban tidak hanya menimpa mahasiswi hingga berakibat luka dan memar dibagian wajahnya.
Aksi represif yang dilakukan oleh aparat Kepolisian yang bertujuan membubarkan massa tersebut, semakin menjadi-jadi setelah massa tandingan melakukan persekusi dan pengejaran bahkan pengeroykan dan lempar batu kepada massa aliansi-mahasiswa yang sudah tercerai berai dalam beberapa kelompok saat aparat melakukan tindakan represif.
Video serta photo korban dan aksi kekerasan terhadap aliansi mahasiswa tersebut beredar dan viral di sosial media (Sosmed), Koordinator Forum Perempuan BEM Seluruh Indonesia, Rofi Fauzia Jihadi mengaku mengutuk keras oknum yang melakukan tindakan represif kepada perempuan. Mengutip daripada nusantaranews.co, Rofi Fauzia Jihadi menyebut bahwa tindakan tersebut merupakan premanisme dan melanggar hukum kebebasan berpendapat di Indonesia.
“Kami mendapatkan kabar telah terjadi tindakan premanisme yang dilakukan oleh pihak-pihak licik tak bertanggungjawab yang telah menyalahartikan demokrasi tersebut. Mereka lupa, bahwasannya kehidupan berbangsa dan bernegara ini adalah milik kita bersama termasuk dalam hak dan kewajiban dalam menyampaikan pendapat dimuka umum,” ungkap Koordinator Forum Perempuan BEM Seluruh Indonesia.
Dirinya menambahkan, terlihat jelas yang terjadi pada teman-teman mahasiswa di Medan dan Bengkulu, penyampaian aspirasi yang seharusnya menjunjung tinggi nilai demokrasi, yang damai dilakukan berakhir sampai pelemparan batu ke arah perempuan. Banyak tindakan yang tidak manusiawi yang didapatkan teman-teman mahasiswi hingga terluka parah.
Melihat hal tak berperikemanusiaan dan perikeadilan yang terjadi pada teman-teman mahasiswi yang terlibat dalam masa aksi, Rofi Fauzia Jihadi bersama Forum Perempuan BEM Seluruh Indonesia menyatakan sikap :
Pertama, mendukung penuh gerakan mahasiswa yang membawa nilai-nilai perubahan di berbagai daerah di Indonesia. Kedua, mengutuk keras aksi premanisme yang dilakukan sekelompok orang di daerah Medan dan Bengkulu. Ketiga, mengecam seluruh tindakan kekerasan dalam bentuk apapun yang dilakukan kepada perempuan. Keempat, menuntut pihak kepolisian agar menindak tegas oknum-oknum yang melakukan aksi premasnisme terhadap mahasiswa terkhusus perempuan.
Kelima, menuntut pihak pemerintahan setempat agar memberikan bantuan moril ataupun materil terhadap mahasiswa dan mahasiswi yang menjadi korban dari tindakan kekerasan. Keenam, menghimbau seluruh perempuan se-Indonesia, agar terus berada pada medan juang dan tidak surut semangat dalam menyampaikan nilai-nilai kebenaran.
Ketujuh, mengajak seluruh perempuan dari berbagai lapisan, untuk merapatkan barisan, menyatukan suara perempuan, agar hak-hak yang ada pada perempuan dapat kita jaga dan perjuangkan bersama.