Jakarta, Tertorial.Com- Tank Harimau, Nama Baru Tank Medium Kerjasama PINDAD dan FNSS. Awalnya,Tank yang mencuri perhatian sewaktu ditampilkan di perayaan HUT TNI ke 72 di Cilegon Banten 5 Oktober 2017 yang dinamai dengan nama sementara Macan Hitam/Black Tiger. Kala itu, prototipe tank Harimau ini baru saja selesai pembuatannya dan akan menjalani berbagai test dan uji coba serta sertifikasi di tanah air. Namun, tank yang digadang gadang akan menjadi pengganti ratusan AMX-13 Kavaleri TNI AD ini kini akan mendapat nama baru: Harimau. Rencananya Presiden Joko Widodo akan meresmikan nama ini dalam waktu dekat.
Tank yang berkategori tank mendium ini merupakan hasil kerja sama antara PT PINDAD dari Indonesia dengan FNSS dari Turki. Kerjasama ini dimulai sejak tahun 2015 dengan biaya yang dilaporkan sekitar 30 Juta Dollar waktu itu. Diharapkan, kerjasama ini dapat menambah kemampuan PINDAD dalam mendisain dan memproduksi kendaraan lapis baja setelah sebelumnya sukses dengan produksi ANOA dan Komodo yang keduanya merupakan reengineering dari produk buatan Perancis serta sukses dengan prototipe Panser Kanon Badak, walaupun belum mendapatkan pesanan produksi yang berarti.
Tank Medium Harimau karya PINDAD dan FNSS ini mempunyai berat sekitar 30-an ton, separuh dari berat Main Battle Tank Leopard 2 TNI AD. Dengan dipersenjatai kanon Cockerill CT-CV 105HP (High Pressure) 105mm Smoothbore gun dari CMI (Cockerill Maintenance & Ingenierie SA Defense) Belgia, tank ini diharapkan dapat diproduksi secara berkesinambungan sehingga menggantikan populasi AMX-13 TNI pengadaan tahun 60-an dan 80-an yang berjumlah ratusan itu.
Dengan awak berjumlah tiga orang, dengan peran sebagai pengemudi, penembak dan komandan, tank medium ini mengandalkan autoloader sebagai pengganti awak yang bertugas mengisi ulang meriam. Keunggulan utama dari AMX-13 adalah adanya gyro stabilizer yang memungkinkan tank ini dapat menembak sambil bergerak dan bermanuver. Awak yang berperan sebagai gunner pun akan terbantu dengan adanya perangkat Hunter Killer System serta Auto Target Locking System yang akan mengunci target secara elektronik setelah sebelumnya menginterogasi sasaran secara elektronik dengan IFF. Sudah tidak mengandalkan darto (radar moto) system lagi seperti di AMX-13.
Kita mengharapkan Tank Harimau ini menjadi tank yang garang. Ditambah dengan adanya pemesanan secara kontinyu dari Kementerian Pertahanan, akan menjadikan Tank Harimau PINDAD ini sebagai flagship produksi Pindad, selain APC ANOA dan senapan serbu SS-2. Komitmen pemerintah dalam memberikan kontrak pembuatan secara berkelanjutan adalah satu satunya cara agar PINDAD dapat selalu mengisi production line-nya dengan pembuatan Tank Harimau ini.