Beijing, Teritorial.Com – Geram Atas kepal perang Amerika Serikat (AS) yang tergabung dalam operasi INDOPACOM (Indo-Pacific Command) yang terus mengkampenyekan konsep Freedom Of Navigation atas LCS, militer China secara terang-terang telah mengirim pasukan untuk menghadang kapal perang Amerika Serikat (AS) yang berlayar di Laut China Selatan.
Dalam pernyataan yang dirilis Komanda Pasukan Selatan, kapal penjelajah berkekuatan rudal pandu USS Chancellorsville memasuki perairan di Kepulauan Paracel Rabu (28/11/2018). Diwartakan SCMP Sabtu (1/12/2018), masuknya kapal perang kelas Ticonderoga itu tidak mendapat persetujuan dari Beijing. Karena itu, Komando Selatan mengirim kapal perang dan kekuatan udara untuk memantau dan memberi peringatan kepada Chancellorsville agar keluar.
Komando Pasukan Selatan meminta kepada militer AS untuk membenahi armada laut maupun udaranya untuk menghindari miskalkulasi. Pernyataan militer diperkuat keterangan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang bahwa kapal perang itu sudah masuk perairan mereka tanpa izin. Juru bicara Armada Pasifik AS Nathan Christensen merespon dengan berkata pihaknya sengaja menggelar operasi untuk menantang klaim Beijing. Operasi terbaru di Laut China Selatan terjadi setelah insiden terakhir antata kapal perang AS dengan China pada 30 September.
Saat itu, kapal perusak USS Decatur ditempel ketat kapal perusak China Lanzhou dan disebut militer AS berada dalam manuver berbahaya. China berkali-kali menentang baik angkatan laut maupun pesawat tempur AS yang beroperasi di dekat kawasan yang menjadi sengketa China dengan negara seperti Vietnam hingga Filipina itu. Diwartakan SCMP Sabtu (1/12/2018), masuknya kapal perang kelas Ticonderoga itu tidak mendapat persetujuan dari Beijing. Karena itu, Komando Selatan mengirim kapal perang dan kekuatan udara untuk memantau dan memberi peringatan kepada Chancellorsville agar keluar.
Komando Pasukan Selatan meminta kepada militer AS untuk membenahi armada laut maupun udaranya untuk menghindari miskalkulasi. Pernyataan militer diperkuat keterangan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang bahwa kapal perang itu sudah masuk perairan mereka tanpa izin. Juru bicara Armada Pasifik AS Nathan Christensen merespon dengan berkata pihaknya sengaja menggelar operasi untuk menantang klaim Beijing. Operasi terbaru di Laut China Selatan terjadi setelah insiden terakhir antata kapal perang AS dengan China pada 30 September.
Saat itu, kapal perusak USS Decatur ditempel ketat kapal perusak China Lanzhou dan disebut militer AS berada dalam manuver berbahaya. China berkali-kali menentang baik angkatan laut maupun pesawat tempur AS yang beroperasi di dekat kawasan yang menjadi sengketa China dengan negara seperti Vietnam hingga Filipina itu.
Lebih lanjut, lembaga think tank AS menyatakan Beijing telah membangun sebuah fasilitas baru di Kepulauan Paracel yang bisa jadi dipergunakan untuk tujuan militer. Dari citra satelit, The Asia Maritime Transparency Initiative of Washington’s Centre for Strategic and International Studies berujar terdapat bangunan sederhana di Bombay Reef. Di atasnya terdapat kubah radar dan panel tenaga surya. Asia Maritime berujar mereka menduga bangunan itu dibuat untuk kepentingan militer