Biak, Teritorial.Com – Dalam rangka membangun kekuatan udara di wilayah timur Indonesia, Kepala Staf Koopsau III Marsma TNI I Wayan Sulaba mengutip pidato M. Ali Jinnah bahwa setiap negara yang tidak memiliki Angkatan Udara yang kuat akan menjadi berkah bagi negara lainnya. Hal tersebut membuktikan bahwa wilaya udara yang luas perlu angkatan udara yang kuat.
Dalam sesi ceramah Penerangan Langsung Dispenau, Kaskoopsau III kepada para rekan-rekan media peserta media Press Tour Dispenau 2018 menganalogikan sebuah pemahaman dasar bahwa terkait ancaman lintas udara khususnya di wilayah timur Indonesia sebelum adanya Koopsau III, Angkatan Udara masih mengandalkan Lanud Sultan Hasanudin Makasar.
Namun hal tersebut masih dirasa tidak efektif, dimana perhitungan pesawat jet tempur Sukhoi dengan kecepatan tertinggi baru mampu mencapai wilayah udara Papua dari Makassar membutuhkan waktu kurang lebih dua jam. Jarak tempuh tersebut sangat tidak efektif bagi pergerakan penindakan lantaran dalam beberapa kasus pesawat yang melanggar lintas udara, telah meninggalkan wilayah udara Papua bahkan sebelum Jet tempur Sukhoi milik TNI AU yang diterbangkan dari Makassar tiba di titik koordinat.
Urgensitas tersebutlah yang menjadi pertimbangan mendasar tentang pentingnya pembentukan Koopsau III yang pada tanggal 11 Mei 2018 diresmikan di Kota Sorong Papua. Khususnya di Biak sendiri sejauh ini sudah terdapat empat satuan TNI AU, dimana salah satunya yang juga memegang kunci peranan yakni Satuan Radar Kosek Hanudnas IV, dimana dengan kemampuan radar yang dimiliki saat ini mampu memberikan data dengan kecepatan dan sensitivitas radar seoptimum mungkin.
“Koopsau III masih dalam proses pembangunan jika on target bulan mendatang 2019 sudah bisa diresmikan, adapun tugas dan fungsi Koopsau III didalamnya termasuk operasi pembinaan dan operasi penyelenggaran pertahanan udara. Untuk mengetahui lebih dalam Koopsau III saat ini membawahi Lanud Biak, Lanud Jayapura, Lanud Merauke, Lanud Timika, Lanud El tari kupang, Lanud Patimura, dan Lanud Morotai,” ungkap Kaskoopsau III Marsma TNI I Wayan Sulaba
Disamping itu beberapa operasi yang masih dalam pengembangan hingga saat ini adalah mengasah kemampuan dalam menjalankan fungsi bidang operasi intelijen udara, penyelenggaran operasi pengamanan lintas udara di setiap harinya, operasi udara Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer selain Perang (OMSP) baik secara mandiri maupun gabungan, hingga menyelenggarakan hubungan logistik.
Adapun sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Pertahanan RI yakni Minimum Essential Force (MEF) bahwa target Restra tahap ke II yang berakhir pada tahun 2018 ini diharapkan bahwa MEF seutuhnya telah mencapai 68%, sehingga pada Restra selanjutnya dapat terpenuhi hingga 100%. Disamping itu terdapat beberapa Renstra selanjutnya yang akan segera dan yang sudah dilaksanakan adalah realokasi pengadaan, skuadron udara 27 CN 235 di Lanud Biak, Skuadron udara 9 Halikopter di jenis Cougar, Skuadron UAV Pesawat Tanpa Awak di Lanud Timika. Skuadron Udara Tempur.
Selain apa yang disampaikan oleh Kaskoopsau III, kunjungan Press Tour Dispenau III tahun 2018 kali ini juga mengedepankan tema pentingnya informasi terkait satuan-satuan TNI AU yang berada di wilayah Indonesia bagian timur. Press Tour Dispenau Tahun 2018 bertempat di Biak kali ini turut mendampingi Komandan Lanud Manuhua Biak Marsma TNI Fajar Adriyanto M.Si (Han), Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Dispenau) Marsma TNI Ir. Novyan Samyoga, MM.