Jakarta, Teritorial.Com – Debat calon presiden (capres) tahap kedua yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta pada Minggu (17/2/2019) malam dinilai berlangsung lebih baik dibandingkan debat perdana. Analis politik dari Exposit Strategic, Arif Susanto, mengatakan, dengan format baru, penyelenggaraan debat tampak lebih hidup. Kedua moderator, Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki dinilai tampil lebih luwes dan tenang, tanpa kehilangan ketegasan.
Audiens juga lebih antusias, meski para pendukung harusnya lebih tertib. Sedangkan kedua kandidat tampil lebih lepas dan lebih argumentatif. Dengan tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup, Arif mengatakan, perbedaan pendekatan kedua pasang calon sesungguhnya lebih lebar ditinjau dari program yang mereka kembangkan berdasarkan visi dan misi. Namun, dalam debat, beberapa kali Prabowo malah menyatakan setuju dan mendukung pandangan-pandangan Jokowi.
“Jokowi tampil penuh percaya diri, menguasai materi, dan sempat melakukan serangan terukur kepada Prabowo. Sebaliknya, meski juga percaya diri, Prabowo tidak banyak mengeksplorasi program kerja dan tidak mampu mengefisienkan waktu. Serangan-serangan Prabowo relatif bisa dimentahkan Jokowi karena keterbatasan data, padahal tidak semua data yang dikemukakan Jokowi itu akurat,” ujar Arif.
Menurutnya, panggung praktis dikuasai Jokowi, yang bukan hanya lebih artikulatif, melainkan pula terkesan meyakinkan dengan data numerik dan catatan kebijakan. Jokowi juga mampu memainkan emosi dengan cara menohok lewat serangan tajam, serta bertahan dan berkelit dari serangan lawan. “Sedangkan Prabowo, sebagai penantang, justru kurang mampu mengeksploitasi kelemahan kebijakan petahana,” paparnya.
Pada 2014, kata pengajar Komunikasi Politik London School of Public Relations (LSPR) Jakarta, ini, usai debat kedua, elektabilitas Prabowo meningkat lebih tinggi dibandingkan elektabilitas Jokowi. “Jika hasil debat berdampak terhadap elektabilitas, agaknya hal sebaliknya yang kali ini akan terjadi. Namun, tetap saja bahwa hasil debat lebih banyak menegaskan dibandingkan mengubah preferensi pemilih. Meskipun mungkin tidak mengubah secara signifikan, hasil debat ini memberi bekal lebih lengkap bagi pemilih lebih rasional untuk menentukan pilihan mereka,” pungkasnya.