Jakarta, Teritorial.Com – Sebanyak 108 orang purnawirawan TNI-Polri yang tergabung dalam Front Kedaulatan Bangsa berkumpul di Hotel Grand Mahakam, Blok M, Jakarta Selatan sepakat untuk menyatakan sikap. Hasil daripada pertemuan tertutup selama kurang lebih dua jam, delapan poin pernyataan sikap berhasil tercetuskan.
“Pertama, saat ini bangsa dan negara kita sedang mengalami kondisi politik yang tidak stabil, disebabkan hak kedaulatan rakyat dalam kehidupan demokrasi dirampas, bagaikan Ibu pertiwi yang sedang diperkosa,” ujar Ketua Panitia Silaturahmi Front Kedaulatan Bangsa, Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto dalam jumpa pers usai pertemuan, Senin (20/5/2019).
Sebagai salah seorang veteran yang peduli terhadap nasib bangsa ke depan, Jenderal Tyasno menjelaskan, dengan terjadinya kecurangan Pemilu 2019 yang terstruktur, sistematis, dan masif, ditambah dengan keadaan ekonomi yang sangat membebani rakyat serta dapat melumpuhkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Kedua, kami serukan kepada saudaraku sebangsa dan setanah air untuk bersama dalam semangat kebangkitan nasional menyelamatkan kedaulatan negara dan masa depan bangsa Indonesia dari bahaya konflik suku, agama, golongan yang dapat memicu disintegrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini.
Ketiga, mereka mengajak purnawirawan TNI-Polri tetap konsisten sebagai patriot bangsa yang bertaqwa bagi Tuhan Yang Maha Esa serta membela kejujuran, kebenaran, dan keadilan dalam kondisi damai maupun genting demi bangsa dan negara. “Keempat, kita harus selalu bersama dan berpihak kepada rakyat yang sekarang ini hak kedaulatannya sedang diselewengkan,” ujarnya.
Kelima, sebagai generasi pendahulu, mereka berpesan kepada prajurit TNI- Polri saat ini, bahwa kita adalah anak kandung rakyat Indonesia yang selalu dituntut membela rakyat untuk memperjuangkan hak kedaulatannya. Keenam kata Tyasno, ini saatnya TNI menunjukkan jati diri rakyat jati diri sebagai Tentara Rakyat dan Polri sebagai pelayan, pelindung dan pengayom masyarakat.
Ketujuh, mereka meminta pesan moral delapan wajib TNI dan Polri selalu diingat, untuk tidak sekali-kali merugikan rakyat dan tidak sekali-kali menakuti, serta menyakiti hati rakyat. “Ke delapan, secara khusus kami sampaikan kepada pihak-pihak tertentu, agar tidak memanfaatkan Pemilu 2019 untuk keuntungan dan kepentingan diri sendiri serta kelompoknya. Karena rakyat Indonesia semakin cerdas dan mengetahui apa yang sesungguhnya sedang terjadi,” pungkasnya.
Adapun 108 orang purnawirawan TNI-Polri itu di antaranya Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno, Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid, Letjen TNI (Purn) Bibit Waluyo, Letjen TNI (Purn) Sjafrie Syamsuddin, dan Komjen Pol (Purn) Sofjan Jacoeb.