Manila, Teritorial.Com – Presiden Filipina Rodrigo Duterte menantang Amerika Serikat (AS) untuk mengirimkan militer ke Laut Cina Selatan jika ingin mengusir Cina dari wilayah sengketa.
“Jika Amerika benar-benar ingin mengusir China, yang tentu saja tidak dapat saya lakukan, saya akan meminta bantuan. Saya ingin semua pasukan Seventh Fleet dari Angkatan Bersenjata AS di sana,” ujar Duterte
Seventh Fleet merupakan satuan militer terbesar yang dikerahkan AS di kawasan Pasifik dan berbasis di Jepang.
Tantangan yang diserukan Duterte merupakan tindak lanjut atas permintaannya agar AS “melepaskan tembakan pertama” dan menyatakan perang dengan Cina di tengah perselisihan sengketa lahan di Laut Cina Selatan.
Filipina dan AS memang terikat dengan Kesepakatan Pertahanan Bersama yang mewajibkan kedua negara akan saling mendukung jika salah satu pihak diserang.
Namun, tantangan Duterte ini seolah membuat bingung sikap Filipina dibawah kepemimpinan Duterte dalam menyikapi sengketa Laut Cina Selatan. Pasca dirinya terpilih menjadi Presiden Filipina, Duterte terlihat mengubah haluan kebijakan negaranya dengan mendekatkan diri ke Cina dan menjauh dari sekutu lama mereka, AS.
Tidak hanya itu, sebelumnya Duterte sempat memiliki wacana untuk membeli senjata dari Cina dan mengusir pasukan AS dari Filipina. Namun, sikap Filipina kembali berubah saat Cina mmulai membangun kekuatan militer di daerah sengketa LCS.
Filipina sendiri memang menjadi salah satu negara yang mengklaim wilayah Laut Cina Selatan sebagai bagian dari teritori negaranya. Pada Juni 2016, Filipina bahkan telah menggugat Cina atas klaim historis di perairan engketa itu ke Pengadilan Arbitrase Permanen (PCA).
Meskipun Filipina memenangkan gugatan tersebut, tetapi Cina tetap mengklaim hak historis atas perairan yang memiliki nilai strategis terkait jalur perdagangan dunia.