Istambul, Teritorial.com – Bertransformasi menjadi kelompok bersenjata, kini militan Kurdi mendesak untuk mendirikan pemerintahan otonom di perbatasan Selatan Turki-suriah dan Turki-Irak. Menyampaikan argumennya Presiden Erdogan menyatakan berkoalisi dengan AS untuk memerangi kelompok militan Kurdi yang melakukan serangan bersenjata di sepanjang wilayah berbatasan selatan Turki.
Memerangi militan Kurdi menjadi keputusan terakhir yang diambil oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ketika Negosiasi yang berujung deadlock, dan militan Kurdi terlibat dalam aksi aksi pemberontakan di wilayah perbatasan selatan Turki.
Dilansir dari the guardian (15/1/2018), Erdogan berkata bahwa operasi dilakukan untuk memgehentikan aktivitas militan Kurdi yang seringkali melakukan aksi terror bersenjata di sepanjang perbatasan selatan Turki. Kota Arfin sekarang ini tangah di kuasai oleh militan Kurdi di Suriah atau yang biasa sisebut YPG.
Pemerintah Turki kini resmi menganggap bahwa militan Kurdi merupakan kelompok terroris. Perihal keterlibatan kelompok tersebut dengan Partai Serikat Pekerja Kurdi (PPK). Dilema keamanan yang kian melanda Turki, sejumlah pengamat politik secara terang-terangan sudah menyatakan ada keterlibatan PKK terhadap aksi pemberontakan yang dilakukan militan Kurdi.
Seorang kemondan pasukan YPG dari militan Kurdi mengabarkan bahwa baru-baru ini pasukannya terlibat bentrokan senjata dengan pasukan pengamanan perbatasan Turki di wilayah Afrin. Bentrokan tersebut mengakibatkan dua militan Kurdi tewas dan dua lainnya luka berat.
Pihak Barat mengatakan bahwa PKK merupakan organisasi terroris yang dengan sengaja mendukung pemberontakan bersenjata di sepanjang perbatasan selatan Turki. Namun fakta lain menunjukan pihak Amerika Serikat beberapa waktu lalu mempersenjatai militan Kurdi Suriah untuk memerangi kelompok terroris ISIS.
Presiden Turki mengatakan bahwa pihaknya akan mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada AS. “tidak menutup kemungkinan bahwa Turki akan melakukan kerjasama dengan AS dalam memberantas kelompok terroris dan menghentikan aktivitas militan Kurdi yang melakukan penyerangan terhadap perbatasan wilayah selatan Turki”, uangkap Erdogan dikutip dari the guardian (14/1/2018).
Turki harus mengambil langkah yang tepat dimana Associated Press juga melaporkan bahwa AS juga mengembangkan program pelatihan bagi militan Kurdi Suriah di sepanjang perbatasan Arab-Suriah dalam menghalau pergerakan pasukan ISIS. Juru bocara YPG yang mendukung aksi militan Kurdi mengatakan bahwa pihaknya saat ino hanua berupaya mengamankan seraya merebut kembali hak mereka. Jubir YPG juga menyatakan bahwa serangan balasan Turki kepada militan Kurdi merupakan tindak pelanggaran terhadap HAM.
Konflik internal yang terjadi antara Turki dan PKK telah berlangsung sejak 1984. Sebanyak 3.300 militan Turki telah ditangkap pemerintah Turki sebagai pemberontak pada tahun 2015. (SON)