Jakarta, Teritorial.com – Jokowi ancam copot sejumlah jenderal, inilah mereka yang bakal kena dari TNI dan Polri.
Peringan kepada sejumlah pimpinan TNI dan Polri, Presiden Jokowi kini keluarkan ancaman.
Mereka terancam dicopot jika tak mampu atasi masalah kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya.
Siapa saja jenderal yang terancam?
Presiden Joko Widodo mengingatkan, aturan main yang diberlakukan pada 2015, yakni akan mencopot jajaran kepolisian dan TNI di daerah jika tidak mampu mengatasi kebakaran hutan dan lahan, masih berlaku.
Mereka yang akan dicopot pun adalah Kapolda dan Pangdam yang berpangkat brigadir jenderal atau inspektur jenderal atau mayor jenderal.
Apakah dimaksud Jokowi adalah Kapolda Riau, Irjen Widodo Eko Prihastopo dan Pangdam I/Bukit Barisan, Mayjen Muhammad Sabrar Fadhilah?
Juga perwira menengah berpangkat AKBP untuk jabatan Kapolres, kolonel untuk jabatan Danrem.
“Aturan main kita tetap masih sama. Saya ingatkan Pangdam, Danrem, Kapolda, Kapolres. Aturan main yang saya sampaikan 2015 masih berlaku,” kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2019 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Tahun 2015 adalah puncak kebakaran yang paling parah.
Saat itu, kabut asap dari kebakaran hutan tak hanya mencemari udara di dalam negeri, tetapi juga sampai ke negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.
Oleh karena itu, Jokowi membuat aturan mencopot pimpinan kepolisian dan TNI jika terjadi kebakaran hutan dan lahan di daerahnya.
Ia memastikan, ancaman itu masih berlaku hingga saat ini.
“Saya telepon Panglima TNI, saya minta dicopot yang tidak bisa mengatasi. Saya telepon lagi Kapolri tiga atau empat hari yang lalu, copot kalau enggak bisa mengatasi kebakaran hutan dan lahan,” kata dia.
Jokowi mengatakan, dibandingkan 2015, kondisi kebakaran hutan dan lahan pada tahun ini memang turun 81 persen.
Tetapi, jika dibandingkan dengan 2018, kebakaran hutan dan lahan tahun ini mengalami kenaikan.
“Ini yang tidak boleh. Harusnya tiap tahun turun, turun, turun terus. Menghilangkan total memang sulit, tetapi harus tekan turun,” kata dia.
Hadir dalam rapat tersebut Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian.
Hadir juga jajaran TNI/Polri yang bertugas di wilayah kebakaran hutan, seperti di Riau dan Kalimantan.
Selain itu, ada juga jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, hingga Badan Restorasi Gambut.
“Ini yang tidak boleh. Harusnya tiap tahun turun, turun, turun terus. Menghilangkan total memang sulit, tetapi harus tekan turun,” kata dia.
Baca: Suami Mudik, Nur Aini Tewas Diduga Saat Sedang Berzina dengan Rofii, Begini Kronologi Kejadian
Baca: Nagita Slavina Blak-blakan soal Rumah Tangganya dengan Raffi Ahmad, Dibikin Nangis Mantan Yuni Shara
Baca: Selain Gempa Bumi, Ini Daerah di Indonesia Berpotensi Tsunami, Sebagian Besak Masuk, Cek Tempat Anda
Hadir dalam rapat tersebut Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian.
Hadir juga jajaran TNI/Polri yang bertugas di wilayah kebakaran hutan, seperti di Riau dan Kalimantan.
Selain itu, ada juga jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, hingga Badan Restorasi Gambut.
Gubernur Riau Kena Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Bencana kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau belum terkendalikan.
Kabut asap kebakaran gambut ini menyebar ke beberapa wilayah.
Dampak kabut asap ini sudah dirasakan warga, salah satunya Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA ).
Bahkan, Gubernur Riau, Syamsuar, ternyata juga terkena ISPA.
Meski begitu, Syamsuar masih bekerja seperti biasa. Baca juga: Kabut Asap Karhutla di Pekanbaru Makin Pekat, Jarak Pandang 1,5 Km “Iya (kena ISPA). (Sekarang) saya lagi dinas di Jakarta. Mohon doa agar hujan segera turun,” kata Syamsuar, melalui pesan tertulis.
Selain dirinya, saat ini sudah ribuan rakyat Riau yang terkena ISPA.
“Data ISPA bulan Agustus (2019) 1.760 orang,” sebut Syamsuar.
Selain dirinya, saat ini sudah ribuan rakyat Riau yang terkena ISPA.
“Data ISPA bulan Agustus (2019) 1.760 orang,” sebut Syamsuar.
Adapun rincian warga di Riau yang terkena ISPA, yakni Kota Pekanbaru 120 orang, Kabupaten Siak 551 orang, Pelalawan 281 orang, Kampar 299 orang, Kota Dumai 362 orang, Rokan Hilir 57 orang, Indragiri Hilir 42 orang dan Bengkalis 48 orang.
Sementara itu, upaya pemadaman karhutla di sejumlah wilayah masih terus dilakukan.
Salah satu kebakaran terparah saat ini di wilayah Kabupaten Siak.
Pemadaman dilakukan oleh petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, masyarakat peduli api (MPA), serta turut dibantu petugas pemadam dari PT RAPP dan Sinarmas.
Selain pemadaman dari darat, titik api juga digempur dari udara dengan helikopter water bombing.
Doa Minta Hujan
Kebakaran hutan dan lahan tak kunjung padam di Desa Dayun, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Senin.
Pemerintah kecamatan setempat mengimbau warga untuk selalu berdoa meminta hujan. Tim gabungan terus berupaya memadamkan api kebakaran lahan gambut tersebut.
Namun, cuaca sangat panas dan angin kencang menjadi salah satu kendala petugas.
“Alhamdulillah, pemadaman kita dibantu oleh TNI dan Polri, kemudian Manggala Agni, BPBD, pemerintah kecamatan, Masyarakat Peduli Api (MPA), dan beberapa pihak perusahaan,” kata Sekretaris Kecamatan Dayun, Rizannaky Kadri saat berbincang dengan Kompas.com, Senin.
Dia mengaku kebakaran lahan di Desa Dayun terjadi sejak, Kamis (1/7/2019) lalu.
Titik api muncul di beberapa lahan gambut.
“Desa Dayun ini kan sangat luas. Jadi sejak dua minggu yang lalu, ada enam titik api (karhutla) di Dayun ini. Hingga kini kami berusaha melakukan pemadaman dan pendinginan,” sebut Rizannaky.
Menurut dia, pemadaman cukup sulit dilakukan yang disebabkan beberapa faktor.
Di antaranya, cuaca panas, asap pekat di lokasi, dan angin kencang yang membuat api cepat membesar.
Untuk saat ini, kata dia, luas lahan yang terbakar diperkirakan sudah puluhan hektar.
Namun, untuk mengantisipasi kebakaran semakin meluas, petugas gabungan berupaya menyekat kepala api.
“Banyak kendala yang kita hadapi. Sumber air juga terbatas. Jadi saat ini kita berharap hujan segera turun supaya api cepat padam,” ungkap Rizannaky.
Bahkan, dia mengimbau warganya untuk menggelar doa bersama minta hujan dilakukan di masjid ataupun mushala.
“Perlu diketahui bahwa di Desa Dayun ini sejak lebaran Idul Fitri (2019) kemarin belum ada hujan sampai sekarang. Jadi kami imbau warga setiap salat berdoa minta hujan. Bagi agama lain kami juga mengajak berdoa minta hujan,” ujar Rizannaky.
Dia menambahkan, jika kemarau masih berlangsung dan kebakaran belum padam, pihaknya dalam waktu dekat ini akan menggelar shalat minta hujan.
Selain di Kabupaten Siak, kebakaran lahan juga terjadi di Kabupaten Pelalawan, Kota Pekanbaru, Kota Dumai, Indragiri Hilir, Kampar, Rokan Hilir, Bengkalis dan Kepulauan Meranti.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau per 5 Agustus 2019, luas lahan yang terbakar di Riau sudah mencapai 4.582,62 hektar.