JAKARTA, Teritorial.com – Qurban yang memiliki karakteristik berbeda dengan zakat membuat pendistribusian qurban tidak bisa merata menjamah wilayah-wilayah di Indonesia. Namun demikian, tak sedikit lembaga amil zakat (LAZ) yang menyiasati hal tersebut guna dapat mendistribusikan qurban secara merata.
Sekretaris Jenderal Forum Zakat (FOZ) Nana Sudiana menyampaikan, saat ini tak sedikit dari LAZ di Indonesia yang mengolah qurbannya menjadi produk olahan. Seperti kornet, abon, sosis, hingga rendang agar dapat didistribusikan ke wilayah-wilayah terpelosok.
“Sekarang sedang trend (di LAZ) qurban olahan agar bisa menyasar wilayah-wilayah terpencil,” kata Nana saat dihubungi Republika, Jumat (17/7).
Menurutnya, qurban olahan bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama tanpa merusak nilai gizi dan protein daging qurbannya. Dan yang paling terpenting, kata dia, para LAZ dapat menggandeng sejumlah elemen agar rantai produksi juga dapat menghidupi elemen-elemen mustahik yang ada.
CEO Rumah Zakat Nur Efendi juga menyampaikan hal demikian. Menurutnya, Rumah Zakat kerap mendukung ketahanan pangan umat melalui program qurban olahan. Sebab dari qurban olahan, kata dia, qurban dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama dan dapat terus didistribusikan kepada para mustahik di seluruh wilayah Indonesia.
Dia menjelaskan, Rumah Zakat mendistribusikan qurban olahan ke seluruh provinsi di Indonesia. “Qurban olahan ini sehat dan sesuai dengan syariat agama. Kita juga bisa menyasar para mustahik yang berada di wilayah-wilayah 3T (terdepan, terluar, terpencil),” pungkasnya.