Jakarta, Teritorial.com – Disamping faktor alam dan sulitnya fasilitas kesehatan dan pengetahuan masyarakat tentang mesalah kesehatan hingga cara tepat atasi penyebaran wabah penyakit terutama yang terjadi di suku-suku pedalaman Papua. Menteri Kesehatan Nila Moeloek, memberikan penjelasan terkait Gizi Buruk dan Campak yang terjadi di Asmat, Papua. Menurutnya, perilaku sosial dan budaya sangat berpengaruh untuk kesehatan dari masyarakat Papua itu sendiri.
“Gizi buruk disebabkan banyak faktor, dan 40 persen itu disebabkan lingkungan. Kemudian, tentu perilaku sosial budaya sangat berpengaruh untuk kesehatan dari masyarakat tersebut, sosial budaya di sana sangat kurang dan kualitas kebersihan maupun kesehatannya itu masih rendah. IPM nya jauh di bawah rata-rata nasional,” ujarnya dalam rapat, Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Melihat apa yang terjadi di Timika Papua terutama yang saat ini menimpa suku Asmat, tim medis dari Kementerian Kesehatan yang dikirim ke lokasi menegaskan bahwa target jangka pendek pada sejak 10 hari pertama dan kedua, petugas kesehatan bergantian untuk mengirim tenaga kesehatan dan logistik.
Dalam hal ini, Kemenkes mengakui bahwa tindakan imunisasi sudah dilakukan dan sudah mencapai 13.300, rencana ke depan untuk tetap bekerja dibulan pertama, kedua, ketiga untuk melakukan penguatan fungsi Puskesmas.
Dari info yang didapat, tenaga kesehatan disana sangat kurang, 13 puskesmas hanya ada 7 dokter dan hanya 1 dokter spesialis. Lalu, sulitnya meletakkan tenaga kesehatan juga menjadi kendala. Total ada 177 orang tenaga kesehatan di sana yang terdiri lebih banyak perawat dan bidan mereka berasal dari Papua.
“Jadi, jika untuk tenga dokter kami rencanakan, tim nusantara sehat dan sudah dikirim cukup banyak di Papua dan Papua Barat serta di daerah-daerah terpencil perbatasan,” pungkasnya. (SON)