Bank Sentral Amerika Serikat diperkirakan menaikkan tingkat sukubunga acuan 0,25% pada Maret mendatang, setelah sebelumnya mempertahankannya pada posisi 1,5%. Kenaikan itu akan diumumkan setelah pertemuan KomitePasar Terbuka yang untuk pertama kali akan dipimpin Jerome Hayden Powell sebagai Gubernur Bank Sentral AS/Ketua The Fed.
Powell diambil sumpahnya oleh Presiden Donald Trump pada Senin (5/2/2018) waktu Amerika bagian Timur atau Selasa (6/2/2018) WIB. Powell dikenal moderat dalam kebijaksanaan terhadap kenaikan sukubunga, tetapi kemungkinan sedikit menyimpang dari Janet Yellen, yang digantikannya. Janet berusaha keras meningkatkan pertumbuhan, dengan bersikap moderat dalam menaikkan sukubunga acuan.
Powell secara terbatas disebut lebih suka mengendurkan beberapa peraturan keuangan yang ketat, yang diberlakukan setelah krisis keuangan 2008. Trump-pun telah mengeluhkan bank sentral menerbitkan peraturan-peraturan yang terlampau ketat. Dewasa ini sekalian peraturan tersebut dianggap berlebihan sebab saat ini perekonomian yang lebih sehat. Pertumbuhan ekonomi bagus. Pasar saham mencapai rekor. Penyerapan tenaga kerja sangat tinggi dan tingkat pengangguran terendah dalam 17 tahun terakhir.
Kini, dianggap waktunya bagi The Fed untuk menormalisasikan tingkat pertumbuhan dan secara seksama memonitor inflasi. The Fed menetapkan target inflasi 2%, tingkat yang dianggap sehat bagi perekonomian Amerika Serikat. The Fed mengingatkan kepada Wall Street, secara bertahap akan menaikkan tingkat sukubunga sebab perekonomian terus menguat pada tahun ini. Powell menghabiskan sebagian karirnya dalam perbankan investasi dan ekuitas swasta.
Sebagai lulusan Fakultas Hukum Universitas Princeton, dia menjadi pengacara di New York sebelum bergabung dengan bank investasi Dillon, Read & Co pada 1984. Kemudian bergabung dengan Kementerian Keuangan enam tahun kemudian, ketika George H.W. Bush menjadi Presiden. Setelah meninggalkan Kemenkeu, dia menjadi mitra pada Carlyle Group tahun 1997 hingga 2005. Bukanlah untuk pertama kalinya seorang bankir investasi memimpin the Fed, tetapi Powell akan menjadi yang pertama selama lebih dari 40 tahun sebagai Ketua The Fed yang tidak berlatar belakang ekonom, tanpa gelar Ph.D sejak Paul Volcker pada 1980-an.
Pengaruh Kepada Indonesia Bila The Fed menaikkan tingkat sukubunga, kemungkinan Bank Indonesia akan mengikuti dengan menaikkan sukubunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR). Apalagi harga BBM barangkali bakal dinaikkan hingga menyebabkan inflasi. Kalau BI menaikkan sukubunga acuan maka keputusan itu, diambil dua bulan menjelang Agus Martowardoyo pensiun sebagai gubernur bank Indonesia. Suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) saat ini sebesar 4,25 % sejak September 2017, setelah diturunkan 0,25%. BI melalukan pelonggaran sebagai upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong intermediasi perbankan.
Tingkat suku bunga deposit facility juga turun 25 bsp menjadi 3,5 persen, dan suku bunga lending facility turun 25 bsp menjadi 5 persen, berlaku efektif sejak 25 September 2017. Agus Martowardojo menjabat Gubernur Bank Indonesia sejak Mei 2013, setelah sebelumnya menjabat Menteri Keuangan. Agus menggantikan Darmin Nasution yang kini menjabat sebagai Menko Perekonomian Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.