Jakarta, Teritorial.Com – Isu Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menjadi calon presiden (capres) kuat pada Pilpres 2024 tiba-tiba muncul, setelah Amerika Serikat (AS) menghapus travel ban Prabowo.
Bahkan Menhan AS Mark Esper mengundang Prabowo pada 15 Oktober lalu guna membahas kerja sama pertahanan. Hal tersebut dianggap sebagai lampu hijau atau restu AS kepada Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra itu untuk maju di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Menanggapi isu itu, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco mengatakan bahwa Pemilu 2024 masih jauh panggang dari api. Menurutnya, restu yang paling penting adalah dari rakyat Indonesia jika memang Prabowo hendak maju di Pilpres. “Secara masih lama 2024, dapat restu dari mana? Yang paling penting itu kan restu dari rakyat Indonesia kalau mau nyapres,” kata Dasco saat dihubungi, Kamis (22/10/2020).
Namun, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menegaskan bahwa soal pencalonan Prabowo di Pilpres 2024 itu sama sekali belum diputuskan di internal partai kepala garuda merah itu. Menurut Dasco, persoalan pencalonan itu akan diputuskan dalam forum khusus internal Partai Gerindra. “Itu juga belum diputuskan dalam internal Partai Gerindra karena akan ada forum yang akan memutuskan pencapresan di Partai Gerindra,” kata Dasco.
Gerindra Sikapi Isu Menhan Prabowo Nyapres 2024
Menanggapi hal itu, mantan Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Arief Poyuono melihat hal itu sebagai peluang Ketum Partai Gerindra itu untuk menjadi Presiden Indonesia selanjutnya. “Setelah Prabowo diundang ke Amerika Serikat setelah lama di-banned untuk bisa masuk Amerika Serikat karena tuduhan sebagai pelaku kejahatan HAM di Indonesia, di mana Amerika telah menolak untuk menerbitkan visa untuknya karena dia diduga terlibat dalam kerusuhan yang membunuh ratusan orang saat Soeharto dipaksa mundur sebagai presiden tahun 1998,” kata Arief dalam keterangannya, Rabu (21/10/2020).
Arief melihat, dengan dicabutnya larangan tersebut bisa jadi modal besar bagi Prabowo untuk menang di Pilpres 2024. Ini sebuah lampu hijau Amerika Serikat mendukung penuh Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia nantinya. Apalagi, berbagai survei menunjukkan Prabowo paling unggul dari segi elektabilitas. Arief menilai salah satu yang harus dilakukan Gerindra adalah full power dalam mendukung Undang-Undang Omnibus Law tentang Cipta Kerja (UU Ciptaker) dan pemulihan ekonomi nasional akibat Covid.
Selain itu, kata dia, dinilai mampu memimpin Kemenhan menjadi institusi yang bersih dari korupsi dalam berbagai pengadaan alutsista dan program food estate. “Yang paling penting lagi Jokowi harus meminta institusi TNI harus merehabilitasi nama Prabowo Subianto sebagai Perwira yang di pecat dan segera dinaikan pangkat menjadi jenderal bintang empat,” tutur Arief.
Visa Untuk Prabowo Restu Amerika Prabowo Presiden 2024
Pengamat Politik dari Universitas Jayabaya Igor Dirgantara menilai banyak faktor pendukung Prabowo Subianto berkesempatan maju sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024. Salah satunya, kata Igor, adalah indikasi adanya dukungan negara besar seperti Amerika Serikat (AS). Igor menilai penghalang Prabowo untuk menang di Pilpres 2014 dan 2019 telah tiada.
Visa dari Amerika melambangkan bahwa nama Prabowo telah bersih dari isu negatif soal pelanggaran HAM yang dalam hubungan internasuonal merupakan pilar dari politik luar negeri AS,” kata Igor Dirgantara dikutip dari SINDOnews, Jumat (23/10/2020).
Pemberian visa kepada Prabowo dalam kunjungan ke AS adalah salah satu upaya strategis AS menghadapi hegemoni Tiongkok di kawasan Asia Tenggara, terutama terkait sengketa di Laut china Selatan yang melibatkan sekutu AS (Philipina), juga Vietnam, Malaysia, dan Brunei,” katanya.
Dibawah Presiden Prabowo, Indonesia Proxy AS Hadapi Cina Konflik LCS
Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan, pihaknya memiliki inisiatif untuk memperkuat dan memperluas aliansi Amerika dengan Indonesia guna menghadang pengaruh Cina dan Rusia. Dikutip dari AsianReview, Pentagon akan sistematis memantau dan mengelola hubungannya dengan negara-negara mitra. Kunjungan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto ke Amerika pada 15-19 Oktober 2020 dan rencana kunjungan Esper ke India pekan depan disebut salah satu cara untuk merangkul dua negara itu.
Esper memberi nama inisiatif ini sebagai Panduan untuk Pembangunan untuk Aliansi dan Kemitraan (GDAP). Bagian penting dari upaya ini adalah untuk memperluas penjualan senjata dan mendukung industri pertahanan Amerika melawan persaingan dari Moskow dan Beijing. Esper menuturkan dia telah mengambil langkah-langkah untuk meringankan pembatasan ekspor senjata. Inisiatif GDAP juga dipakai untuk mengidentifikasi peluang dan melindungi pasar penjualan senjata Amerika.
Salah satu contohnya, kata Mark Esper, pelonggaran Amerika untuk ekspor drone militer sehingga bisa dijual ke Taiwan dan Uni Emirat Arab. Juru Bicara Menteri Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan kunjungan Prabowo ke Amerika untuk menekankan pentingnya kerja sama militer di berbagai level. Rilis resmi dari pemerintah Amerika mengungkapkan jika Prabowo dan Esper membuka peluang adanya aktivitas bilateral militer ke militer dan bekerja sama di sektor keamanan laut.