Jadi Pembicara di Rajaratnam School, Ryamizard Beberkan Tiga Generasi Terorisme Global

0

Singapura, Teritorial.com – Ancaman nyata terorisme dan radikalisme yang sedang dialami dunia saat ini menyedot perhatian banyak pihak, Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Ryamizard Ryacudu berkesempatang langsung memberikan kuliah umum sekaligus sebagai tamu kehormatan di S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) Singapura, Kamis (8/2/2018).

Menhan mengatakan sejak generasi ke Tiga paska Al-Qaeda dan Paska DAESH yang telah dihancurkan di Timur Tengah (Irak dan Syria), hall tersebut juga secara umum juga berdampak di kawasan ASEAN saat ini, dimana kita sedang menyaksikan dan berhadapan langsung dengan 3 (tiga) Generasi Pergerakan jihad Teroris Global.

Tiga generasi pergerakan global itu ialah Al-Qaeda sebagai Generasi Pertama yang menyerang Gedung WTC di AS 2001 yang kemudian menjadi ancaman diberbagai belahan dunia di Asia, Afrika, timur tengah dan Eropa. “Ancaman Teroris generasi kedua adala Jihad Global ISIS Syria dan Irak setelah “Abu Bakar Albaghadadi “ mengumumkan pembentukan khilafah dan Negara ISIS pada bulan Juni 2014,” jelas Menhan dalam kuliah umumnya.

Setelah kekalahan ISIS di Timur Tengah, lanjut Menhan, kelompok separatis itu mulai menyebar ke wilayah Afrika, Eropa dan ASIA Timur serta Asia Tenggara pada khususnya. “Ciri Khusus dari ancaman Terorisme generasi ketiga ini adalah kembalinya para Pejuang ISIS (Foreign terrorist Fighter) dari Timur tengah. Berdasarkan data Intelijen Kemhan ada sekitar 31.500 Pejuang ISIS asing yang bergabung di Syria dan Irak,” Jelas Menhan.

Menhan pun menuturkan, ancaman radikal dan terorisme generasi ketiga ini memiliki sifat-sifat alamiah yaitu berbentuk desentralisasikedalam wilayah Propinsi-propinsi. Dari data-data yang berhasil dihimpun oleh Badan Intelijen Negara (BIN) terdapat 1000 berasal dari Asia Tenggara serta 800 dari Indonesia.

Perkembangan teknologi membuat mereka semakin subur dan dapat berdiri sendiri atau lonewolf yang melakukan radikalisasi secara online melakui instrumen media massa.

“Daulah Islamiyyah Katibah Nusantara yang merupakan aliansi dari Divisi Islamic State Asia Timur yang merupakan penggabungan antara Islamic State Phillipines, Islamic State Malaysia dan Islamic State Indonesia dibawah kendali struktur ISIS Pusat yang dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi yang berbasis di Syria dan Irak”, Ungkap Ryamizard.

Menhan pun menegaskan, soft launching ‘Our Eyes’ pada tanggal 25 Januari 2018 yang lalu di Bali diharapkan akan dapat memperkuat ketahanan dan kerja sama regional. “Konsep ini adalah murni kerjasama untuk mengatasi Ancaman Terorisme dan radikalisme di kawasan tanpa adanya agenda Politik didalamnya,” beber Menhan.

Pungkasnya Ryamizard ungkap terdapat  tiga  Prioritas dalam Kerangka Kerja “Our Eyes” Ini. Kemudian, Menhan melanjutkan, konsep yang 3 dari kesepakatan “Our Eyes” adalah pemantauan Media Sosial. Menhan menilai saat ini negara – negara di Asean perlu membentuk kelompok Kerja Baru untuk mengidentifikasi bagaimana para teroris menggunakan media sosial. (SON)

Share.

Comments are closed.