WASHINGTON, Teritorial.com – Menteri Pertahanan Amerika Serikat akan mengunjungi Singapura, Vietnam, dan Filipina/Lloyd Austin akan menjadi orang pertama di Kabinet B Singapura, Vietnam, dan Filipina mulai Jumat (23/7).
Juru Bicara Pentagon John Kirby pada hari Senin (19/7) menegaskan bahwa kunjungan Austin ke tiga negara Asia Tenggara tersebut menunjukkan bahwa betapa pentingnya posisi Asia Tenggara dalam kebijakan luar negeri AS.
Kirbi juga menegaskan bahwa kunjungan ini adalah sebagai wujud komitmen abadi AS terhadap kawasan Asia Tenggara.
“Kunjungan Sekretaris Austin akan menunjukkan betapa pentingnya Asia Tenggara dan di Asean bagi pemerintahan Biden-Harris sebagai bagian dari arsitektur Indo-Pasifik,” kata Kirby.
Perjalanan Austin, adalah kunjungan pertama seorang anggota kabinet senior AS ke kawasan Asia Tenggara. Sebelumnya, Austin telah melakukan perjalanan ke Eropa dua kali, dan juga mengunjungi Jepang, Korea Selatan, dan India.
Austin akan berangkat pada hari Jumat, singgah di Alaska sebelum menuju Asia Tenggara. Di Singapura, Austin akan berbicara dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Institut Internasional untuk Studi Strategis, kata Kirby.
Kehadiran Austin di Singapura untuk menyampaikan kuliah pada 27 Juli mendatang – tampaknya akan menjadi pusat perhatian terkait penegasan tentang pentingnya kawasan Asia Tenggara dalam strategi Indo-Pasifik Washington.
Apalagi belakangan ketegangan teritorial semakin membara di Laut Cina Selatan saat Beijing berupaya memperluas pengaruh militernya.
Diindikasikan bahwa AS menargetkan untuk memperkuat hubungan strategis dengan ketiga negara itu sambil mempertimbangkan aktivitas militer Cina di Laut Cina Selatan.
Washington tentu berharap dapat bekerja sama dengan negara-negara di kawasan untuk pendekatan yang lebih terpadu terhadap kebijakan Cina.
Menurut Kurt Campbell, koordinator Indo-Pasifik Dewan Keamanan Nasional, pada acara virtual Asia Society pada 6 Juli mengatakan bahwa, “Untuk strategi Asia yang efektif, untuk pendekatan Indo-Pasifik yang efektif, Anda harus berbuat lebih banyak di Asia Tenggara”.