Beirut, Teritorial.com – Israel dilaporkan bersiap untuk menginvasi Lebanon secara besar-besaran untuk melawan kelompok Hizbullah. Laporan datang dari lembaga penyiaran LBCI yang berbasis Lebanon pada hari Sabtu.
Hizbullah telah menembakkan roket dan mortir ke posisi Israel di tengah perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Rentetan serangan tersebut telah memicu serangan balasan dari tentara Israel.
Menurut LBCI, laporan intelijen tentang rencana Israel telah diberikan kepada Hizbullah oleh negara Arab yang tidak disebutkan namanya. Laporan itu menyebutkan bahwa potensi invasi Israel akan ditujukan untuk memaksa para militan Hizbullah mematuhi Resolusi Keamanan PBB 1701, yang diadopsi setelah berakhirnya perang Israel-Lebanon sebelumnya pada tahun 2006.
Dokumen PBB memfasilitasi pembentukan zona demiliterisasi di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon.
Namun situasi semakin memanas bulan ini setelah serangan Israel menewaskan wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri di Beirut.
Ketua Fraksi Hizbullah di Parlemen Lebanon, Mohammad Raad, memperingatkan Israel agar tidak melakukan serangan. Dalam upacara Hizbullah, Raad menyatakan bahwa keamanan Lebanon di atas segalanya dan Hizbullah siap berperang.
Menurutnya, sampai saat ini Israel hanya merasakan sebagian kekuatan organisasi tersebut. “Jika terjadi perang habis-habisan, maka ia akan merasakan perpanjangan lengannya,” katanya, seperti dikutip Jerusalem Post, Minggu (28/1/2024).
Namun, media-media Israel menganggap laporan tentang persiapan invasi ke Lebanon sebagai laporan palsu. Laporan itu muncul di tengah meningkatnya serangan roket di utara Israel.
Sebelumnya, rudal anti-tank kembali menembaki wilayah utara Israel setelah sirene roket diaktifkan di pemukiman Shlomi. Misil itu jatuh di area terbuka, namun sejauh ini tidak ada korban jiwa atau kerusakan yang dilaporkan.
Sirene peringatan kemudian diaktifkan di pemukiman Dafna, Gosher, Ajjar, Kibbutz Dan, She’ar Yashuv, dan Shnir karena takut akan infiltrasi pasukan musuh.
Selain itu, empat milisi Hizbullah dilaporkan tewas dalam serangan Israel di kota Beit Leaf di Lebanon selatan pada Jumat malam.
Setelah itu, sepanjang Sabtu malam, sejumlah besar sirene roket terdengar di wilayah utara Israel. Alarm terdengar di pemukiman Arab al-Aramshe, Adamit, Zrait dan Shumra.
“Pesawat tempur IDF menyerang dua infrastruktur operasional tempat operasi organisasi teroris Hizbullah berada, yaitu di desa Beit Leaf dan bangunan militer di wilayah desa Deir Ams di Lebanon selatan,” kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Pekan lalu, Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan kemungkinan konflik dengan Beirut jauh lebih tinggi dibandingkan masa lalu. Dia menambahkan bahwa IDF berada dalam kondisi meningkatkan kesiapan untuk serangan lintas batas.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib mengatakan bahwa keterlibatan negara-negara lain dalam pertempuran Israel-Hamas tidak dapat diterima. Dia juga memperingatkan bahwa perang dengan Lebanon tidak akan menjadi “piknik” bagi Israel.
Anggota Parlemen Lebanon dari Fraksi Hizbullah Hassan Ezzedine juga mengatakan bahwa para militan kelompoknya akan melawan balik dua kali lebih keras dan memberikan pukulan kepada musuh.