Jakarta, Teritorial.com – Dengan berbagai bonus geografis yang kemudian ditunjang dengan sumber daya alam yang melimpah sudah seharusnya dan luas wilayah yang sungguh besar, sudah seharusnya Indonesia tumbuh menjadi negara yang maju. Namun apa yang salah dari negeri hingga jangankan maju, beranjak untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik saja dirasa masih sangat sulit.
Hal ini tetu mengingatkan kita pada sebuah forum debat di televisi, dimana pakar politik dan pertahanan Prof Salim Said saat ditanya mengapa Indonesia tak bisa menjadi negara maju, seperti Singapura, Korea Selatan, hingga Israel. Profesor itu dengan kocak menjawab karena orang-orang Indonesia merasa tak ada pihak yang mengancam atau menakutinya.
Korea Selatan, Taiwan, Singapura maju karena mereka ada yang ditakuti. Taiwan takut sama Cina daratan. Korea Selatan takut sama Korea Utara. Singapura takut karena dia mayoritas masyarkat Tionghoa di tengah lautan Melayu. Israel takut karena berada di tengah ‘lautan’ Arab maka dia takut dikremus. (Tapi) Indonesia, tidak ada yang ditakuti. Tuhan pun tidak ditakuti (di sini),’’ kata Salim disambut tawa terbahak dari para peserta diskusi.
Mengapa demikian? Salim lebih lanjut mengatakan, “Jadi, kalau Anda bertanya mengapa Indonesia tak bisa maju karena Tuhan pun tak ditakuti? Ini coba lihat orang yang ‘masuk’ KPK, semuanya pernah disumpah di bawah kitab suci atau berpegang pada Bible. Tapi sudah itu dia langgar sumpahnya, jadi dia tidak takut sama Tuhan.” Maka, Salim pun mengambil kesimpulan bila ‘satu bangsa yang tidak punya sesuatu yang ditakuti maka dia tak akan bisa maju.’
Muhammad Nazaruddin saat mendengar pembacaan putusan sela oleh Majelis Hakim di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta. Salim Said yang juga pengamat film dan militer itu kemudian menambahkan soal perbedaan nasib Uni Soviet (USSR) dan Amerika Serikat. Mengapa satu negara tak bisa bertahan lama dan yang satunya bisa bertahan sampai kini atau hampir tiga ratus tahun.
“Mengapa Amerika berbeda dengan Soviet yang bubar? Soveit hanya 70 tahun bertahan dan kemudian bubar. Tanpa satu peluru dari Eropa atau seterunya Amerika Serikat. (Lalu) apa rahasianya bubar?” tanya Salim sejurus kemudian.
Setelah bertanya seperti itu, lelaki kelahiran Pare-Pare ini menjawab begini, “Karena Soviet tidak bisa menjawab tantangan zaman. Satu idelogi atau satu sistem politik kalau tidak bisa menjawab tantangan yang dihadapinya, dia akan bubar.” ujar guru besar Universitas Pertahanan.
Tak hanya itu, kemudian juga ada perbandingan antara Uni Soviet dan Amerika pernah melakukan perang dingin dengan berusaha saling meniadakan. Semua orang tahu senjata Uni Soyet kala itu sama canggihnya dengan senjata Amerika. Agen rahasia Soviet (KGB) juga sama hebatnya denga Amerika (CIA). Jadi, kata Salim, sebuah negara ternyata bisa akan bubar tanpa diserang.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia. Salim Said pada akhir diskusi sempat memberikan perenungan. ‘’Bisa gak Pancasila–terutama Sila Kelima–diwujukan. Dalam sebuah seminar saya katakan, bagaimana Pancasila bisa diwujudkan bila para pemimpin kalian melanggar sumpah. Ini negeri orang yang paling banyak melanggar sumpah adalah orang yang kita pilih!,” ujar Prof Salim
Prof Salim Said, Pangamat Politik dan Pertahanan sekaligus pakar perfilman Indonesia dan aktivis senior seniman Indonesia.