London, Teritorial.com – Rekayasa pembunuhan agen rahasia Rusia di inggris berbuntut panjang, jika sebelumnya penyeidik masih berseteru soal dengan apa pembunuhan itu terjadi, kini kecaman dari berbagai negara mulai membanjiri negeri manta Uni-Soviet tersebut.
Tindakan tegas diambil pemerintah Australia bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa yang mengusir lebih dari 100 diplomat Rusia sebagai bagian dari respons global atas serangan terhadap mantan agen rahasia Rusia di Inggris.Dengan pembawaan emosi PM Malcolm Turnbull mengatakan, “serangan jahat di Salisbury (Inggris) merupakan serangan terhadap kita semua”.
Australia mengusir dua diplomat Rusia yang mreka tuduh merupakan para perwira inteljen yang tak diumumkan. Di internal AS sendiri kini mulai menyaring dan mulai mengidentifikasi kembali pihak-pihak ang terduga bermain mata dengan agen-agen Rusia. Jika sebelumnya ada pernyataan Menhan AS Jammes Mattis untuk kembali membuka kerjasama dengan Rusia, kini yang ada justru kesepakan Senator AS untuk menetapkan sanksi kepada Rusia.
Dari keterangan kantor berita BBC, AS dan negara-negara di Eropa mengusir 113 diplomat Rusia sebagai bagian dari respons yang terkoordinasi atas serangan terhadap mantan agen rahasia Rusia di Inggris.Para pemimpin Uni Eropa pekan lalu mengatakan besar kemungkinan Rusia berada di balik serangan ini, namun pemerintah di Moskow menolak tuduhan tersebut.
Bantahan Moskow tidak menyurutkan Presiden Donald Trump untuk mengusir 60 diplomat Rusia di Amerika Serikat. Kanada mengambil langkah serupa. Ukraina akan mengusir 13 belas diplomat Rusia, dan 50% dari negara-negara anggota Uni Eropa masing-masing akan mengusir empat diplomat Rusia.
Perdana Menteri Inggris, Theresa May, menyambut baik langkah AS dan Eropa mengusir diplomat Rusia, yang ia katakan sebagai solidaritas. “Kami menyambut baik tindakan sekutu-sekutu kami, yang jelas memperlihatkan bahwa kita berada dalam posisi yang sama untuk mengirim pesan kepada Rusia bahwa mereka tak bisa terus melanggar hukum internasional,” kata PM May dalam satu pernyataan tertulis, Senin (26/03/2018).
Bagi pemerintah di Washington, inilah pengusiran diplomat Rusia terbesar sejak Perang Dingin.Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, mengatakan 14 negara Eropa memutuskan untuk mengusir diplomat-diplomat Rusia ‘sebagai balasan’ atas insiden di Salisbury.
Tidak terima akan pemboikotan tersebut, Rusia menyebut langkah ini sangat provokatif dan berjanji akan mengambil tindakan balasan. “Ini adalah tindakan yang tidak bersahabat… kami akan mengambil balasan,” kata pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Rusia. (SON)