Solusi Ramah Lingkungan untuk Industri Tambang: Teknologi Ecotru SR dan Water Treatment Jadi Sorotan

0

JAKARTA, Teritorial.com – Direktur PT Esa Maha Karya Tunggal, Eka Lestari Sinaga, menegaskan pentingnya solusi inovatif dalam pengelolaan limbah industri batu bara guna mengatasi dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu tantangan terbesar di sektor pertambangan adalah degradasi tanah yang menyebabkan hilangnya unsur hara dan kelembapan, sehingga lahan menjadi tidak produktif.

“Kami memiliki teknologi Ecotru Soil Remediation (SR) yang dapat meningkatkan unsur hara, pH, serta mengembalikan kelembapan tanah agar kembali subur dan dapat digunakan kembali,” ujar Eka, yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Lingkungan Hidup Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara Indonesia (Aspebindo), dalam acara Rakernas Aspebindo di Jakarta, Jumat (28/2/2025).

Teknologi Ecotru SR telah diterapkan di beberapa wilayah, termasuk di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dengan hasil yang positif dalam memperbaiki kondisi lahan pasca-tambang. Menurut Eka, tanpa intervensi yang tepat, lahan bekas tambang dapat menjadi tandus dan kehilangan fungsinya sebagai ekosistem yang sehat.

Ketua Umum ASPEBINDO Anggawira (tengah)  memberikan keterangan didampingi Ketua Bidang Lingkungan Hidup, Direktur PT ESA MAHA KARYA TUNGGAL, sekaligus Ketua DPP PUAN Jakarta Barat, Eka Lestari Sinaga (kiri)  saat Pengukuhan Ketua Bidang di RAKERNAS ASPEBINDO 2025 dengan teman Bersatu dalam Sinergi, Beraksi untuk Kemajuan Energi Nasional, Jakarta, Kamis (27/2/2025)

Remediasi Tanah dan Pengolahan Limbah Cair, Kunci Keberlanjutan Industri

Selain remediasi tanah, Eka juga menyoroti pentingnya pengelolaan limbah cair dari industri, terutama yang mencemari daerah aliran sungai (DAS). Limbah dari sektor minyak dan gas, termasuk yang berasal dari operasional Pertamina, harus diolah dengan sistem water treatment yang efektif agar tidak merusak ekosistem perairan.

“Kami ingin memastikan bahwa limbah industri tidak semakin memperburuk kondisi sungai dan sumber air. Teknologi yang kami kembangkan berbasis non-kimia sehingga lebih ramah lingkungan,” jelasnya.

Teknologi Ecotru dikembangkan untuk memberikan solusi inovatif bagi industri yang ingin beralih ke metode pengolahan limbah yang lebih berkelanjutan. Eka berharap pendekatan ini dapat diterapkan lebih luas, tidak hanya di sektor batu bara tetapi juga di berbagai industri lainnya yang menghasilkan limbah dalam jumlah besar.

“Kami melihat masih banyak pelaku industri Minerba yang kurang memperhatikan dampak lingkungan dari operasional mereka. Padahal, polusi air, udara, serta kerusakan tanah harus menjadi perhatian utama jika kita ingin menciptakan industri yang benar-benar berkelanjutan,” tegasnya.

Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono memberikan sambutan sebelum Pengukuhan Ketua Bidang di RAKERNAS ASPEBINDO 2025 dengan teman Bersatu dalam Sinergi, Beraksi untuk Kemajuan Energi Nasional, Jakarta, Kamis (27/2/2025).

Peran Koperasi dalam Swasembada Pangan dan Energi

Rakernas Aspebindo kali ini juga menghadirkan Wakil Menteri Koperasi dan UKM, Ferry, yang menekankan pentingnya peran koperasi dalam mendukung ketahanan energi dan hilirisasi industri. Dalam pidatonya, Ferry menyatakan bahwa koperasi sebagai badan usaha harus masuk ke sektor-sektor strategis seperti pangan, energi, dan hilirisasi, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

“Kami ingin koperasi bisa berperan lebih besar dalam mewujudkan swasembada pangan dan energi. Ini adalah langkah penting untuk menciptakan ekosistem industri yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Ferry dalam keynote speech-nya, Kamis (27/2/2025).

Bahkan, Ferry yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Aspebindo ini meyakini bahwa akan ada regulasi baru dari Kementerian ESDM yang memungkinkan koperasi terlibat lebih aktif dalam sektor migas.

“Kita akan terus koordinasikan hal ini, agar koperasi dapat menjadi bagian dari rantai pasok energi nasional,” ujarnya.

Menurutnya, keterlibatan koperasi dalam sektor energi tidak hanya akan memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat luas. “Ini harus dilakukan secara inklusif dan berkelanjutan, dan koperasi adalah wadah yang tepat untuk mewujudkan cita-cita swasembada energi,” tambahnya.

Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono (kanan) bersama Ketua Bidang Lingkungan ASPEBINDO Eka Lestari Sinaga (kiri)  sebelum Pengukuhan Ketua Bidang di RAKERNAS ASPEBINDO 2025 dengan teman Bersatu dalam Sinergi, Beraksi untuk Kemajuan Energi Nasional, Jakarta, Kamis (27/2/2025).

Kolaborasi untuk Masa Depan Industri yang Berkelanjutan

Dengan kehadiran para pejabat tinggi dari berbagai sektor, termasuk energi, investasi, dan koperasi, Eka berharap dapat membangun lebih banyak kolaborasi dalam upaya perbaikan lingkungan di sektor industri.

“Kami ingin membuka lebih banyak relasi dan berkontribusi nyata dalam upaya pemulihan lingkungan. Dengan teknologi yang tepat dan kemitraan yang kuat, kita bisa menciptakan industri yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Melalui pengembangan teknologi seperti Ecotru Soil Remediation dan sistem water treatment, serta didukung oleh kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan, diharapkan industri pertambangan dan energi di Indonesia dapat bertransformasi menjadi sektor yang lebih ramah lingkungan.

Share.

Comments are closed.