Jakarta, Teritorial.com – Tanggal 16 April menjadi hari bersejarah bagi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat Indonesia.
Tepat hari ini, Kopassus TNI Angkatan Darat Indonesia merayakan ulang tahunnya yang ke-73.
Dengan usianya yang sudah lebih dari setengah abad tersebut pasukan elit ini memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak masa-masa awal kemerdekaan Indonesia.
Berikut sejarah lengkap Kopassus TNI Angkatan Darat Indonesia:
Awal Pembentukan
Kopassus dibentuk pada 16 April 1952 dengan nama awal Korps Komando Angkatan Darat (KKAD) di bawah komando Mayor Moh. Idjon Djanbi.
Pasukan ini awalnya hanya terdiri dari 100 personel yang dipilih secara khusus dari berbagai unit TNI.
Pembentukan unit khusus ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan Indonesia akan pasukan khusus yang terlatih untuk menghadapi berbagai ancaman dan operasi militer khusus.
Perubahan Nama dan Struktur
Sepanjang sejarahnya, Kopassus telah mengalami beberapa kali perubahan nama:
- 1952: Korps Komando Angkatan Darat (KKAD)
- 1955: Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD)
- 1971: Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha)
- 1985: Komando Pasukan Khusus (Kopassus)
Perubahan nama ini mencerminkan evolusi peran dan struktur organisasi pasukan khusus tersebut seiring dengan perkembangan tantangan pertahanan nasional Indonesia.
Operasi Penting dalam Sejarah
Kopassus telah terlibat dalam berbagai operasi militer penting sepanjang sejarah Indonesia, di antaranya:
Operasi Trikora (1961-1962)
Kopassus (saat itu masih RPKAD) berperan dalam operasi pembebasan Irian Barat dari penjajahan Belanda.
Konfrontasi dengan Malaysia (1963-1966)
Pasukan elite ini melakukan operasi rahasia di wilayah Kalimantan dan Malaysia selama konfrontasi dengan Malaysia.
Operasi Seroja (1975-1999)
Terlibat dalam berbagai operasi di Timor Timur setelah integrasi dengan Indonesia.
Operasi Woyla (1981)
Pembebasan pesawat Garuda Indonesia yang dibajak oleh sekelompok teroris di Bangkok, Thailand. Operasi ini menjadi salah satu keberhasilan Kopassus yang diakui dunia internasional.
Berbagai Operasi Anti-Terorisme
Sejak tahun 2000-an, Kopassus terlibat dalam berbagai operasi anti-terorisme di dalam negeri.
Struktur Organisasi
Kopassus saat ini terdiri dari lima grup operasional:
- Grup 1 (Kopassus) di Serang, Banten – spesialisasi perang gerilya dan anti-gerilya
- Grup 2 (Kopassus) di Kartasura, Jawa Tengah – spesialisasi perang khusus dan intelijen tempur
- Grup 3 (Kopassus) di Batujajar, Jawa Barat – unit anti-teror
- Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) di Batujajar, Jawa Barat
- Grup Kopassus yang bertugas sebagai pasukan pengamanan presiden
Pelatihan dan Kemampuan
Anggota Kopassus menjalani pelatihan yang sangat ketat dan komprehensif, termasuk:
- Pelatihan komando dan perang gerilya
- Pertahanan pribadi dan bela diri
- Infiltrasi dan eksfiltrasi
- Terjun payung dan penyelaman
- Survival di berbagai medan
- Penembakan jitu dan penggunaan berbagai senjata
- Perang psikologis
- Operasi intelijen
Para anggota Kopassus dikenal dengan baret merah yang menjadi simbol keberanian dan profesionalisme mereka.
Kopassus di Era Modern
Memasuki abad ke-21, peran Kopassus terus berkembang untuk menghadapi ancaman modern. Fokus tugasnya meliputi:
- Operasi anti-terorisme
- Penanggulangan separatisme
- Penyelamatan sandera
- Pengamanan objek vital nasional
- Operasi intelijen strategis
- Pengamanan VIP dan pejabat tinggi negara
Kopassus juga aktif dalam kerjasama militer internasional, melakukan latihan bersama dengan pasukan khusus dari berbagai negara untuk meningkatkan interoperabilitas dan berbagi pengalaman.
Capaian dan Tantangan
Selama 73 tahun keberadaannya, Kopassus telah menjadi salah satu pasukan elite yang disegani di kawasan.
Berbagai prestasi telah diraih dalam kompetisi militer internasional dan operasi lapangan.
Namun, seperti unit militer lainnya, Kopassus juga menghadapi berbagai tantangan termasuk modernisasi peralatan dan penyesuaian doktrin untuk menghadapi ancaman asimetris dan perang hibrida di era digital.
Pada hari jadinya yang ke-73 ini, Kopassus terus berkomitmen untuk menjaga kedaulatan dan keamanan Indonesia, dengan semboyan “Bela Negara, Bela Bangsa, Bela Tanah Air.”
(*)