Jakarta, Teritorial.com – Perhelatan Indo Defence 2025 Expo & Forum yang akan berlangsung tanggal 11 hingga 14 Juni 2025 tak sekedar menjadi ajang dagang alat utama sistem senjata (Alutsista) namun juga menjadi ajang mempelajari dinamika yang terjadi di dunia global.
Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas menilai pelaksanaan Indo Defence 2025 penting untuk terus dilakukan oleh Kementerian Pertahanan. Alasan pertama menurut Anton yaitu Indo Defence merupakan ajang di mana bertemunya antara potensial buyer dengan produsen. Terlebih walaupun belum menjadi pemain utama, tapi Indonesia juga adalah salah satu produsen untuk alutsista.
Seperti diketahui sejumlah Alutsista buatan Indonesia telah banyak digunakan di mancanegara. Sebut saja produk Pindad, antara lain Pistol G2 Elite atau Combat yang menggunakan peluru kaliber 9 mm dengan kapasitas 15 peluru dan jarak tembak efektif sampai 25 meter. Sejak diluncurkan pada 2016 lalu, Pindad mengklaim sejumlah negara, antara lain Jordania dan beberapa negara di kawasan Asean telah memesan.
Ada pula senjata sniper SPR 4 yang memiliki jarak tembak efektif mencapai 1.500 meter, serta senapan mesin SMS2 – V2, SM2-V1, SM3, dan SM5. Tak ketinggalan, Senapan Serbu (22) – 2V4 yang dipakai TNI memenangkan lomba Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) juga menjadi produk Pindad yang telah mendunia.
Untuk kendaraan taktis, Indonesia juga boleh berbangga hati karena mobil amphibi Anoa 6×6 yang memiliki mesin disel 6 silinder telah digunakan pasukan perdamaian PBB. Tak hanya Anoa, PT Pindad juga memproduksi Komodo 4×4 dan panser yang diberi nama Badak Canon.
“Maka keberadaan pameran seperti ini menjadi penting, yang kedua, tentu saja ada ruang yang bisa dilakukan untuk kemudian kita membuka dan membangun kerjasama. Baik itu dari sisi B2B (business to business), perusahaan-perusahaan, maupun juga yang lain,” ungkap Anton, Selasa (10/06/2025).
“Ketiga, tentu kita juga punya ruang untuk mempelajari dan melihat apa saja perkembangan yang sudah terjadi di luar sana, termasuk juga isu atau topik-topik apa saja yang kini menjadi concern. Jadi di ajang Indo Defense ini itu fungsi-fungsi tadi itu banyak yang bisa dieksplorasi,” lanjutnya.
Anton berharap melalui Indo Defence, industri hankam produksi perusahaan Indonesia itu bisa menjadi bagian dari rantai pasok dunia. Ia menekankan pemerintah beserta stakeholder terkait dapat memanfaatkan Indo Defence secara semaksimal untuk membangun relasi dan koneksi,
“Sekaligus juga tentu saja membuka ruang, membuka akses sehingga niatan untuk perusahaan Indonesia menjadi bagian dari rantai pasok penyedia alutsisa di global itu bisa terwujud,” tandasnya.
Indo Defence 2025 Expo & Forum yang mengusung tema “Defence Partnerships for Global Peace & Stability” rencananya akan dibuka langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin memastikan event ini menjadi ajang strategis guna mempererat kerja sama bilateral maupun multilateral di sektor.
Setidaknya 9 Menteri Pertahanan, 7 Wakil Menteri Pertahanan, serta sepuluh panglima angkatan bersenjata dari berbagai negara telah dijadwalkan hadir Indo Defence 2025 Expo & Forum.
Tercatat 1.180 perusahaan dari 42 negara berpartisipasi memamerkan alutsista andalannya, termasuk dari Amerika Serikat dan Turki.