Hankam

Kepergian Marsma Fajar Adriyanto: Jejak Sang Penerbang yang Tak Terlupakan

Kepergian Marsma Fajar Adriyanto: Jejak Sang Penerbang yang Tak Terlupakan

Jakarta, Teritorial.com – Dunia penerbangan Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya.

Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto telah berpulang, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar TNI Angkatan Udara, para sahabat, dan semua yang pernah mengenal sosoknya.

Ia bukan sekadar penerbang tempur atau pejabat militer, melainkan juga panutan yang selalu menginspirasi lewat dedikasi dan kerendahan hatinya.

Di mata para sahabat, almarhum dikenal sebagai pribadi hangat, rendah hati, namun tegas dalam prinsip.

Sosok pemimpin yang tidak hanya memberi arahan, tetapi juga hadir sebagai inspirator bagi generasi penerus.

“Beliau adalah figur yang tidak pelit ilmu. Selalu terbuka berbagi informasi dan wawasan, terutama soal strategi pertahanan udara,” ungkap pengamat pertahanan Iwan Septiawan, Minggu, 3 Agustus 2025.

Marsma Fajar Adriyanto adalah mantan Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispensau) yang dikenal inovatif.

Lewat kepemimpinannya, platform komunikasi TNI AU berkembang pesat, termasuk program Airmen AU yang hadir dalam bentuk radio dan media sosial.

Inisiatif revolusioner ini menjadikan TNI AU lebih dekat dengan publik dan terbuka secara informasi.

Kontribusinya tidak berhenti di situ. Ia juga dikenal sebagai pembina Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI), serta tokoh di balik film patriotik “Srigala Langit”—sebuah karya yang mengangkat kisah juang para prajurit udara dan berhasil membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan masyarakat.

Salah satu kiprah heroiknya yang dikenang luas adalah saat insiden Bawean pada 3 Juli 2003.

Ketika itu, Kapten Fajar yang menerbangkan F-16 Falcon 1 bersama Kapten Ian terlibat manuver udara berbahaya dengan dua jet tempur F-18 Hornet milik militer Amerika Serikat yang melanggar wilayah udara Indonesia.

Dalam situasi genting tersebut, Falcon 1 berada dalam posisi terancam karena F-18 mengambil formasi menyerang. Falcon 2 yang diawaki Kapten Tonny dan Kapten Satriyo segera mengambil peran sebagai support fighter.

Meski tensi tinggi, Fajar dan tim menunjukkan sikap profesional dan berhasil menghalau pelanggaran tersebut tanpa bentrokan.

Aksi heroik ini hingga kini dikenang sebagai simbol keberanian dan ketegasan TNI AU dalam menjaga kedaulatan udara Nusantara.

Marsma Fajar Adriyanto merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1992 dan penerbang berpengalaman F-16 Fighting Falcon.

Selain menjabat sebagai Kadispensau, ia juga pernah menjabat sebagai Kapus Potdirga (Kepala Pusat Potensi Dirgantara), posisi strategis dalam pembinaan potensi dirgantara nasional.

Namun takdir berkata lain. Pagi hari yang seharusnya menjadi rutinitas olahraga dirgantara berubah menjadi akhir dari pengabdian panjangnya.

Pesawat jenis microlight dengan registrasi PK-S216 yang diterbangkannya mengalami kecelakaan dan jatuh di kawasan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sekitar pukul 09.00 WIB.

Kepergian mendadak ini mengejutkan seluruh keluarga besar TNI AU dan pecinta dirgantara Indonesia.

Sosok yang selama ini dikenal energik dan penuh semangat dalam menjalani passion-nya di dunia penerbangan, kini telah kembali ke pangkuan Sang Pencipta.

“Selamat jalan, Bangda. Jasamu untuk TNI AU dan bangsa ini tak akan pernah kami lupakan,” tutur Iwan Septiawan dengan mata berkaca-kaca, menutup kenangan akan sosok yang telah memberikan kontribusi luar biasa bagi kemajuan TNI Angkatan Udara.

Jejak langkah Marsma Fajar Adriyanto akan terus dikenang, sebagai penerbang yang gagah berani, inovator yang visioner, dan pemimpin yang menginspirasi.

Warisan terbesar yang ditinggalkannya bukanlah medali atau penghargaan, melainkan semangat pengabdian tanpa pamrih untuk negeri.

(*)

Dinda Tiara

About Author

You may also like

Hankam

Kapolri Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Ilmu Kepolisian

Jakarta,Teritorial.com- Kapolri Jenderal Tito Karnavian dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Kepolisian Studi Strategis Kajian Kontra Terorisme di Sekolah Tinggi
Hankam

Menhan akan segera laporkan permintaan maaf AS kepada presiden

Jakarta territorial.com-Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu akan segera melaporkan permintaan maaf Menhan Amerika Serikat (AS), James Mattis, terkait insiden ditolaknya Panglima