Damaskus, Teritorial.com – Pasca serangan pasukan koalisi barat pimpinan Amerika Serikat. Hari ini pemerintah Suriah melalui presiden Bashar Al-Asad mengklaim kembali menguasai Wilayah Ghouta Timur sepenuhnya dari para pejuang pihak oposisi Islam.
Perjuangan keras menentang ketidakadilan yang selama ini dilakukan oleh rezim Syah Bashar Al-Assad. Harus berakhir ketika dicampuri oleh kepentingan barat AS, Inggris dan Perancis. Berada dibawah kekuasaan kembali pasukan pemerintah Suriah, proses rehabilitasi wilayah tersebut telah dimulai sejak senin (16/4/2018) pagi tadi.
Sebuah iring-iringan bus berisikan penduduk Ghouta Timur bersama dengan anggota militan Jaish al-Islam dan keluarganya menuju Jarablus di dekat perbatasan Suriah-Turki. Seolah tak ada lagi ruang untuk para oposisi yang tengah memperjuangkan hak mereka atas penindasan yang dilakukan oleh pemerintah Suriah.
Bebasnya Ghouta Timur dari tangan militan pemberontak barisan sayap militer Islam dirayakan oleh sejumlah pasukan pemerintah Suriah yang kini tengah berjaga di Ghouta. Keberhasilan tentara pemerintah tersebut menambah deretan wilayah-wilayah yang sekarang ini berhasil diduki kembali oleh rezim pemerimtah Syah tersebut.
Dilansir dari Washington Post, Kabinet pemerintah Suriah langsung menggelar rapat untuk membahas pemulihan kembali situasi pasca serangan koalisi pasukan sekutu. Dibawah komando pemerintah, sekarang tentara nasional Suriah tengah menetralisir wilayah dari sisa-sisa partikel amunisi yang digunakan selama pertempuran.
Kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia, Mayjen Yuri Yevthusenko memastikan anggota terakhir militan dan keluarganya telah meninggalkan Douma, Sabtu lalu. “Repatriasi militan dari kota ini telah tuntas,” kata Yevthusenko sembari menambahkan ada 21.145 anggita militan dipindahkan dari Ghouta ke wilayah Idlib, Jarablus, dan juga Afrin sejak 1 April.
Penguasaan atas Ghouta Timut pasca serangan yang dilakuka. oleh pihak AS dan sekutunga jelas menguntungkan posisi rezim Assad lantaran terbebasnya Ghouta Timur dari para pejuang militan Islam tersebut setidaknya berhasil memukul mundur sehingga mendesak tentara oposisi mundur hingga perbatasan Suriah-Turki. (SON)