TERITORIAL.COM, JAKARTA – Antea Putri Turk, seorang musisi sekaligus Duta Yayasan Wage Rudolf Soepratman, menorehkan sejarah baru saat merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia.
Dalam satu hari yang sama, Antea berhasil tampil di dua kota besar yang berbeda pulau: Solo dan Samarinda.
Penampilannya yang luar biasa ini menjadi bukti nyata dedikasinya dalam melestarikan warisan musik kebangsaan.
Pagi hari tanggal 17 Agustus 2025, suasana haru dan bangga menyelimuti Balai Kota Surakarta. Antea Putri Turk hadir atas undangan langsung dari Wali Kota Respati Ardi dan Wakil Wali Kota Astrid Widayani.
Di hadapan para tamu undangan, Antea membawakan dua lagu kebangsaan yang diciptakan oleh kakek buyutnya, W.R. Soepratman, yaitu “Indonesia Tjantik” dan “Indonesia Hai Ibuku.”
Penampilan yang telah ia aransemen ulang ini tidak hanya memukau, tetapi juga menjadi penghormatan mendalam terhadap perjuangan para pahlawan dan warisan seni musik bangsa.
Momen ini sekaligus menjadi pembuka dari perjalanan maratonnya di hari bersejarah tersebut.
Begitu selesai tampil, Antea langsung bergegas menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk melanjutkan perjalanan ke Samarinda.
Meski menghadapi waktu transit yang sangat singkat, ia tidak menyerah.
Antea bahkan harus berlari di bandara agar tidak ketinggalan pesawat, sebuah perjuangan kecil yang menunjukkan tekadnya yang besar.
Perjalanannya yang penuh tantangan itu berakhir manis.
Sore harinya, ia tiba di Samarinda dan bersiap untuk tampil di malam harinya.
Antea hadir di Konser MERAH PUTIH yang diselenggarakan di Stadion Gelora Kadrie Oening atas undangan Gubernur Kalimantan Timur, H. Rudy Mas’ud, dan Ibu Syarifah Suraidah.
Di panggung yang megah, di hadapan puluhan ribu penonton, Antea kembali memukau dengan membawakan “Indonesia Tjantik” dan “Indonesia Pusaka.”
Penampilan ini bukan sekadar hiburan, melainkan juga simbol dari kolaborasi penting antara Yayasan Wage Rudolf Soepratman dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Kolaborasi ini bertujuan untuk melestarikan, mengedukasi, dan memperkenalkan kembali karya-karya kebangsaan kepada generasi muda di wilayah tersebut.
Konser malam itu menjadi puncak perayaan yang meriah, dihadiri oleh berbagai artis nasional ternama, dan berlangsung hingga larut malam.
Antea kembali ke hotel menjelang dini hari dengan hati yang penuh kepuasan, menyadari bahwa usahanya telah membuahkan hasil.
Perjalanan Antea Putri Turk dalam satu hari ini menjadi cerminan dari semangatnya untuk terus meneruskan warisan sejarah dan musik kebangsaan W.R. Soepratman. Penampilannya yang unik dan bersejarah ini menunjukkan bahwa perjuangan nasional tidak pernah usai, tetapi terus hidup dan berkembang melalui seni musik yang melintasi generasi.
R.A. Putri Wulan Sari Dewi, Staf Khusus Menteri Kebudayaan Fadli Zon, turut menyampaikan rasa bangganya.
“Turut bangga dan bahagia melihat penerus W.R. Soepratman tampil dalam HUT RI ke-80. Sukses terus!” ujarnya.
Pencapaian Antea bukan hanya tentang tampil di dua tempat berbeda, tetapi juga tentang bagaimana ia berhasil menyatukan semangat kebangsaan di dua ujung Indonesia melalui alunan musik.
(*)