Ankara, Teritorial.com – Atas kekacauan yang tengah melanda Suriah pasca serangan pasukan koalisi Amerika Serikat (AS) pemerintah Turki memutuskan untuk tidak memihak atau melawan siapa pun terkait konflik di Suriah. Meskipun Turki saat ini berstatus sebagai anggota NATO, namu hal tersebut tidak serta menjadikan Turki sebagai pendukung AS dan sekutunya, ataupun berada di pihak Rusia dan Iran.
Wakil Perdana Menteri (PM) Turki, Bekir Bozdag mengatakan sangat memahami apa yang kini menjadi tujuan baik AS maupun Rusia. “Kebijakan Turki mengenai Suriah adalah tidak berdiri bersama atau menentang negara mana pun. Tidak ada perubahan dalam kebijakan tersebut,” ujar Bekir Bozdag, mengutip dari Reuters, Selasa (17/8/2018).
“Kami tidak memiliki kebijakan yang bersatu dengan AS terkait isu mitan Kurdi YPG, dan sikap Turki tidak berubah. Kami juga menentang dukungan tanpa syarat bagi rezim Suriah dan tentu saja kami bertentangan dengan Rusia dan Iran mengenai hal ini,” imbuh juru bicara resmi pemerintah Turki itu.
Komentar Bozdag tersebut merupakan bentuk klarifikasi atas pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa untuk mendukung koalisi AS, Turki sampai kehilangan hubungan diplomatik dengan Rusia pada 14 April lalu. Keanehan pun nampak dipahami oleh negara berbendera bulan sabit bintang tersebut. Sebut saja tepatnya sehari pasca serangan koalisi AS ke wilayah Suriah, kini Ghouta Timur kembali dikuasai oleh tentara pemerintah.
Turki sendiri diketahui sejak lama meminta agar Presiden Suriah Bashar al Assad segera meletakkan jabatannya, sikap yang justru bertentangan dengan Rusia dan Iran. Ketidakadilan rezim Assas mengakibatkan pertentangan dari kubuh militan oposisi Islam. Selain itu, Turki juga memiliki hubungan yang rumit dengan AS terkait keberadaan pasukan pembela rakyat Kurdi, YPG di perbatasan selatan.
Negeri Paman Sam diketahui memberi dukungan penuh bagi YPG untuk menyingkirkan kelompok militan ISIS, tetapi Ankara menganggap organisasi tersebut sebagai teroris karena berhubungan dengan militan Kurdi yang terlibat pemberontakan di tanah Turki.
Tuntutan akan stabilitas keamanan di Suriah sekarang ini menjadi kepentingan nasional Turki. Untuk saat ini, bagi Turki memilih untuk tidak memihak merupakan cara terbaik yang ditempuh setelah memahami kepentingan masing-masing negara besar yang terlibat dalam konflik tersebut. (SON)