TERITORIAL.COM, JAKARTA – Pemerintah Tiongkok mengevakuasi ratusan ribu warga dan memerintahkan setidaknya 10 kota untuk menutup sekolah serta sejumlah bisnis.
Langkah ini dilakukan saat Super Typhoon Ragasa, badai terkuat tahun ini telah mendekati pesisir selatan pada Selasa (23/9).
Pihak berwenang juga menyebutkan bahwa Ragasa memiliki potensi untuk bergerak menuju Vietnam utara dalam beberapa hari mendatang dan berdampak pada jutaan penduduk.
Sejauh ini, otoritas setempat telah mengevakuasi lebih dari 370.000 orang dan memperingatkan potensi “situasi katastrofis” akibat angin kencang, hujan lebat, dan gelombang pasang.
Intensitas Topan dan Ancaman Perubahan Iklim
Meskipun pusat badai tidak menghantam langsung Taiwan, ekornya dapat membawa curah hujan tinggi yang memicu bencana turunan.
Para ahli juga memperingatkan bahwa perubahan iklim berpotensi untuk meningkatkan frekuensi dan intensitas topan di masa depan, sekaligus memperbesar risiko longsor dan banjir bandang di wilayah terdampak.
Banjir Bandang Akibat Jebolnya Bendungan
Di sisi lain, meski pusat badai tidak menghantam Taiwan secara langsung, wilayah timur negara itu terdampak banjir bandang.
Banjir bandang terjadi setelah danau bendungan alami di Kabupaten Hualien jebol akibat hujan deras dari Topan Ragasa, menewaskan sedikitnya 14 orang dan membuat 124 lainnya dalam tahap pencarian.
Hujan ekstrem dari Topan Ragasa menyebabkan air meluap dan merobek dinding penahan, menghanyutkan sekitar 60 juta ton air ke kawasan Guangfu Township, atau hampir dua pertiga kapasitas danau yang semula menampung 91 juta ton air.
Infrastruktur Hancur dan Akses Terputus
Arus yang deras menyebabkan rusaknya pemukiman dan hancurnya jembatan utama di atas Sungai Guangfu.
Kerusakan yang ditimbulkan telah memutus akses ke daerah terdampak dan menghambat evakuasi.
Meskipun banyak warga yang sempat berlindung di lantai atas rumah mereka, derasnya air tetap menelan korban jiwa.
Merespons hal ini, Pemerintah Taiwan telah mengerahkan sekitar 340 personel militer untuk membantu operasi penyelamatan.
Sementara itu, tim SAR juga berjuang mengevakuasi warga yang terjebak di daerah terpencil, dan helikopter mengirimkan makanan dan bantuan darurat.
Kondisi ini sekaligus menegaskan betapa rentannya Taiwan terhadap dampak sekunder badai tropis.
Longsor yang membentuk danau bendungan bisa sewaktu-waktu jebol dan menimbulkan banjir besar, seperti yang terjadi di Guangfu.
Korban Hilang Masih Dicari
Hingga kini, jumlah korban jiwa diperkirakan masih bisa bertambah menyusul banyaknya laporan orang hilang.
Otoritas juga terus mendesak warga di daerah rawan untuk tetap waspada, meningkatkan kesiapsiagaan, dan mematuhi instruksi evakuasi bila situasi memburuk.