Lifestyle

Konservasi Dorong Keberlanjutan Wisata Hiu Paus di Gorontalo

Wisatawan berfoto bersama hiu paus di Botubarani, Gorontalo.

TERITORIAL.COM,JAKARTA – Hiu paus di Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, belakangan ini kerap dibincangkan. Bagaimana tidak, wisata fauna yang cukup ekstrim yakni duduk di kano kecil di tengah laut lepas justru sangat menarik banyak orang yang ingin terjun merasakannya secara langsung.

Menanggapi hal ini, Ni Luh Puspa, Wakil Menteri Pariwisata mengingatkan pentingnya menjaga keberlangsungan hiu paus yang menjadi ikon daya tarik wisata ini.

Ia menyampaikan bahwa pengembangan wisata berbasis hiu paus hanya akan berkelanjutan jika semua pihak yang terlibat mengedepankan konservasi berkelanjutan.

Dalam diskusinya bersama masyarakat dan pelaku wisata setempat, Puspa menegaskan bahwa habitat alami satwa raksasa ikon laut tersebut jangan sampai terganggu oleh aktivitas pariwisata.

“Kita harus bekerja sama menjaga area konservasi demi kelestarian hiu paus agar daya tarik wisata ini tetap ada di masa anak cucu kita nanti,” ujar Ni Luh Puspa, Selasa (30/09).

Wamenpar juga tak lupa mengingatkan kepada seluruh wisatawan agar berperilaku bijak saat berkunjung menikmati atraksi hiu paus, dimulai dari menjaga jarak aman agar tidak mengganggu zona hiu paus, lalu tidak memberi makan secara langsung, dan selalu memastikan laut tetap bersih dan bebas dari sampah dalam bentuk apa pun.

Tak sampai disitu, ia juga mengajak masyarakat serta pemerintah daerah untuk berinovasi menghadirkan atraksi tambahan agar Botubarani tidak hanya bergantung pada kehadiran hiu paus semata.

“Kita perlu menghadirkan inovasi lain untuk mengembangkan desa pariwisata ini. Jangan hanya mengandalkan hiu paus, tetapi juga kembangkan atraksi-atraksi baru agar wisatawan yang berkunjung juga bisa merasakan berbagai pengalaman yang bisa kita maksimalkan,” ungkapnya.

Hiu paus pertama kali menampakkan dirinya di Botubarani pada tahun 2016. Semenjak itu, desa ini menjelma menjadi salah satu destinasi unggulan Gorontalo. Yang spesial dari wisata ikonik ini, wisatawan bisa menyaksikan hewan raksasa itu dari jarak dekat bahkan dari bibir pantai.

Pengalaman yang tak terlupakan bagi para wisatawan tersebut adalah ketika mereka menaiki perahu transparan dan berfoto menggunakan drone yang diterbangkan ke atas hingga memotret pemandangan langsung wisatawan berdekatan dengan hiu paus dari udara.

Namun demikian, dibaliknya daya tariknya yang sangat potensial ini, terdapat juga tantangan yang muncul. Jumlah wisatawan yang meningkat seiring berjalannya waktu, dikhawatirkan dapat mengganggu kenyamanan hiu paus jika tidak diakomodasikan dengan baik.

Wahab Matoka, Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Botubarani menerangkan bahwa kehadiran hiu paus telah membawa dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat.

Kini, atraksi pariwisata ini dikelola secara mandiri oleh warga desa setempat. Namun, Wahab menilai bahwa jumlah wisatawan justru masih perlu ditingkatkan lagi.

“Saya ingin wisata di sini bisa setara jumlah pengunjungnya dengan Bali. Walaupun daya tarik yang kami hadirkan berbeda, tetapi saya berharap jumlah wisatawan kita bisa ditingkatkan lagi,” ujarnya.

Wahab juga mengharapkan dukungan Kementerian Pariwisata untuk dapat mengadakan rumpon plankton demi menjaga ekosistem laut sekaligus menjamin ketersediaan makanan bagi hiu paus dan ikan-ikan lain.

“Kalau banyak plankton, hiu paus akan lebih sering datang, jadi kan wisatawan bisa selalu melihatnya,” tambahnya.

Kayla Dikta Alifia

About Author

You may also like

Lifestyle

Putri Handayani, Orang RI Pertama yang Sampai di Kutub Selatan

Jakarta, Teritorial.com – Putri Handayani berhasil meraih gelar perempuan Indonesia pertama yang sampai di Kutub Selatan. Setelah mengarungi Antarktika selama
Lifestyle

15 Tempat Wisata di Magelang yang Menarik untuk Liburan

Magelang, Teritorial.com – Magelang merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah yang terletak di lereng gunung Merapi dan Merbabu. Hal