TERITORIAL.COM, JAKARTA – Di tengah situasi jauh dari tanah kelahirannya, Sondos Jehad Shnewra, mahasiswi asal Gaza, berhasil lulus cumlaude dari Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya).
Prestasi ini menunjukkan tekad kuat Sondos untuk terus mengejar cita-cita meski harus hidup jauh dari rumah, diselimuti rindu terhadap keluarga, serta dihadapkan pada situasi tak menentu di kampung halaman.
Bertahan di Tengah Rasa Cemas
Selama dua tahun berkuliah di Indonesia, Sondos menghadapi banyak tantangan. Saat fokus menulis tesis, ia kerap menerima kabar kurang menyenangkan dari Gaza.
Meski begitu, ia tidak membiarkan kecemasan menghalangi langkahnya dan memilih untuk terus berusaha hingga menuntaskan studinya dengan hasil terbaik.
Sondos menyampaikan bahwa dua tahun terakhir bukan masa yang mudah baginya karena keluarganya harus bertahan di tengah peperangan di Gaza. Namun, ia tetap kuat berkat doa dan dukungan dari teman-teman serta dosen di kampus.
Rumah Kedua di Indonesia
Sondos datang ke Indonesia melalui beasiswa Lazismu Jawa Timur, lembaga filantropi di bawah Muhammadiyah yang memberikan kesempatan bagi pelajar internasional, termasuk dari daerah konflik.
Ia mengaku menemukan kenyamanan dan kasih sayang selama menempuh pendidikan di Surabaya.
“Kampus ini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga rumah kedua bagi saya. Di sini saya menemukan persahabatan lintas bangsa, nilai-nilai kemanusiaan, dan ajaran Islam yang hidup dalam keseharian,” kata Sondos penuh syukur.
UM Surabaya Apresiasi Ketekunan Sondos
Rektor UM Surabaya mengungkapkan rasa bangganya atas perjuangan mahasiswi asal Palestina, Sondos, yang meraih prestasi luar biasa hingga memperoleh penghargaan khusus dari pihak kampus.
UM Surabaya menilai kehadiran Sondos menjadi wujud nyata komitmen Muhammadiyah dalam mendukung pendidikan lintas negara serta memperkuat solidaritas kemanusiaan.
Simbol Persaudaraan
Kisah Sondos mencerminkan hubungan erat antara Indonesia dan Palestina yang terjalin melalui pendidikan.
Selain dukungan moral dan kemanusiaan, kisah ini membuktikan bahwa Indonesia juga berkontribusi dalam membuka akses ilmu bagi generasi muda Palestina.
Bertekad Membangun Negeri
Setelah menyelesaikan studi, Sondos berencana kembali ke Palestina untuk mengabdi di bidang pendidikan dan pemberdayaan perempuan.
Ia berharap ilmu yang diperolehnya di Indonesia dapat menjadi bekal untuk membangun kembali Gaza dan memberi harapan baru bagi generasi muda di negaranya.
“Saya ingin menjadi bagian dari perubahan di Gaza, membangun masa depan yang lebih baik untuk anak-anak Palestina,” tuturnya haru.
Kisah Sondos mengingatkan bahwa semangat dan kesempatan belajar mampu menembus jarak, membawa harapan, dan menghadirkan makna baru tentang arti rumah dan perjuangan.

