TERITORAL.COM, JAKARTA – Pada Selasa, 4 November 2025 waktu New York (Rabu pagi WIB), warga New York City melangsungkan pemilihan wali kota yang dinilai sebagai salah satu momen politik penting di Amerika Serikat. Hasilnya mengungkapkan Zohran Mamdani terpilih sebagai wali kota, menandai babak baru di kancah politik kota terbesar di AS.
Zohran Mamdani, (34 tahun), yang sebelumnya menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Negara Bagian New York (State Assembly), muncul dengan menggaet ke posisi terdepan dalam pemilihan umum kota.
Dalam pemilihan pendahuluan (primary) Partai Demokrat, Mamdani mengejutkan banyak pihak dengan mengalahkan mantan Gubernur Negara Bagian New York, Andrew Cuomo, melalui sistem suara berperingkat (ranked-choice voting).
Di babak umum, Mamdani bersaing melawan Cuomo (yang berjalan sebagai kandidat independen) dan kandidat Partai Republik Curtis Sliwa.
Turn-out pemilih sangat tinggi, melampaui angka sebelumnya, menandai antusiasme besar di pemilihan kali ini.
Dilaporkan jumlah pemilih sudah mencapai 1,45 juta orang. Angka ini melampaui total suara dalam pemilu 2021 yang hanya mencapai 1,14 juta orang.
Apa yang Membawa Kemenangan Mamdani
Kampanye Mamdani menekankan isu-isu seperti pengendalian biaya sewa, transportasi publik gratis atau sangat terjangkau, serta perlindungan bagi pekerja dan kelas menengah.
Ia banyak berkampanye secara langsung melalui jalanan kota, menghadiri acara warga, serta aktif menggunakan platform media sosial untuk mendekatkan dirinya ke pemilih kelas pekerja dan komunitas yang selama ini kurang diperhatikan.
Kemenangan Mamdani dipandang sebagai kemenangan simbolik, yakni ia akan menjadi wali kota Muslim pertama kota, orang Asia Selatan pertama, dan salah satu yang termuda dalam sejarah kota ini.
Kemenangan ini juga mencerminkan pergeseran dalam partai Demokrat, dari sayap moderat ke sayap progresif yang lebih menekankan keadilan sosial dan ekonomi.
Reaksi dan Tantangan
Di sisi lain, pengamat politik memperingatkan bahwa kemenangan Mamdani bisa memicu ketegangan antara pemerintah kota New York dan pemerintahan federal, karena kebijakan progresifnya yang mungkin berbenturan dengan prioritas federal.
Presiden Donald Trump bereaksi keras terhadap kemenangan Mamdani, dengan menyerang pendukung Yahudi Mamdani dengan kata-kata “bodoh”.
Dalam hal pemerintahan, Mamdani menghadapi tantangan besar, yakni bagaimana mewujudkan janji-janji besar seperti transportasi publik gratis, “membekukan” biaya sewa, dan layanan publik lainnya.

