Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa begitu yakin pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025 akan moncer dan menopang realisasi setahun penuh hingga 5,2%. Namun, proyeksi para pengamat ekonomi tidak setinggi ekspektasi pemerintah. Proyeksi dari para pengamat tersebut terlihat dari konsensus yang dihimpun Bloomberg. Berdasarkan perkiraan 30 ekonom, nilai tengah atau median proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025 adalah 5% (year on year/YoY).
Nilai median itu naik jika dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III/2024 sebesar 4,95% (YoY), tetapi melambat jika dibandingkan dengan data pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 sebesar 5,12% (YoY). Proyeksi tertinggi soal pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025 muncul dari ekonom PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Ramadani Partama, yakni sebesar 5,07%. Sementara estimasi terendah disampaikan oleh Ekonom Trimegah Sekuritas di angka 4,79%.
Pengamat Ekonomi senior dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025 di kisaran 4,9%—5%, proyeksi yang sejalan dengan nilai median konsensus para ekonom.
“Atau 1,3%—1,4% [quarter to quarter/QtQ], didukung oleh terjaganya pertumbuhan konsumsi rumah tangga [sekitar 4,6%],” ujar Ryan, Selasa (4/11/2025).
Selain konsumsi rumah tangga, pertumbuhan investasi atau penanaman modal tetap bruto (PMTB) diperkirakan masih terjaga sekitar 6%, baik investasi dalam negeri maupun asing. Dari sisi ekspor, Ryan memperkirakan pertumbuhannya lebih tinggi yakni 8%, sedangkan impor 9%. Adapun, belanja pemerintah diperkirakan tumbuh 5% atau berbalik positif setelah terkontraksi 0,33% pada kuartal II/2025. Alhasil, dia memperkirakan kapasitas mesin pendorong pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan 2025 berkisar 5% sampai dengan 5,1% (YoY).
Menurutnya, itu bukan capaian yang buruk di tengah perlambatan ekonomi global dari 3,3% di 2024 menjadi 3,2% di 2025 menurut perkiraan terbaru Dana Moneter Internasional atau IMF pada Oktober 2025.
Capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 5% di 2025 dinilai menjadi modal berharga untuk terus melaju di 2026 pada kisaran lebih tinggi yakni 5,1% sampai dengan 5,3%.
“Namun, ini dengan syarat suku bunga terus melandai didukung kebijakan fiskal ekspansif serta iklim investasi dan bisnis yang kondusif dan ramah investor,” ujarnya.
Kepala PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2025 mencapai 5,05% (YoY).
Berdasarkan indikatornya, pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025 dipengaruhi oleh moderasi investasi dan belanja pemerintah, sementara konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor tetap menjadi penopang utama. Dia menyampaikan bahwa konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap solid di level 5,0% (YoY), sejalan dengan peningkatan penjualan ritel rata-rata 4,7% (YoY), jauh lebih tinggi dibandingkan 0,9% pada kuartal II/2025.
“Konsumsi domestik masih terjaga di tengah inflasi yang terkendali,” ujar Asmo, Selasa (4/11/2025).
Purbaya menyampaikan optimismenya bahwa pertumbuhan ekonomi pada sepanjang 2025 tetap bisa mencapai 5,2% (YoY) sebagaimana perkiraan pemerintah. Dari sisi fiskal, Purbaya menjelaskan bahwa belanja APBN digunakan untuk mendukung kegiatan konsumsi dan produksi, sekaligus diperkuat dengan percepatan implementasi program strategis.
APBN juga diarahkan untuk menyalurkan berbagai paket insentif ekonomi untuk kuartal IV/2025 senilai Rp34,4 triliun.
“Perkembangan positif aktivitas ekonomi dan koordinasi kebijakan memperkuat optimisme ekonomi Indonesia akan tumbuh di atas 5,5% [YoY] pada kuartal IV/2025 dengan dukungan stimulus Rp34,4 triliun. Secara full year 2025 diproyeksi pertumbuhannya akan mencapai 5,2%,” ujarnya di gedung Bank Indonesia, Senin (3/11/2025).
Sebagai Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Purbaya mengatakan bahwa sistem keuangan kuartal III/2025 tetap terjaga dan mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi stabil mewaspadai seluruh risiko global. Salah satunya yakni penerapan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS), di mana Indonesia dikenai 19%.
Purbaya juga mengatakan bahwa Gubernur BI, Ketua DK Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta Ketua DK Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) turut memperkuat kewaspadaan terhadap berbagai risiko tetap terus dilakukan dan disertai dengan kebijakan efektif.
Pada rapat terakhir 2025 atau kuartal IV yang dilaksanakan pekan lalu, Jumat (31/10/2025), KSSK juga menyepakati untuk terus memperkuat sinergi dan koordinasi kebijakan antarlembaga maupun dengan kementerian/lembaga lain guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Adapun, pada kuartal III/2025, Purbaya memaparkan bahwa konsumsi rumah tangga dan investasi tetap terjaga baik dengan dukungan pemerintah dan otoritas moneter. Dalam hal ini, BI juga mencatat sudah memangkas kebijakan suku bunga acuan hingga 4,75% sampai dengan level saat ini.
Di sisi lain, lanjut mantan Ketua LPS itu, indeks penjualan ritel pada September 2025 tumbuh 5,8% (YoY) serta diikuti dengan keyakinan konsumen terhadap perekonomian dan kinerja pemerintah. Aktivitas manufaktur juga dinilai membaik di mana PMI Manufaktur berada di area ekspansi.
“Utamanya ditopang kenaikan pesanan baru selama tiga bulan berturut-turut,” ujar Purbaya.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III/2025 pada hari ini, Rabu (5/11/2025) pukul 11.00 WIB. Pengumuman itu dapat disimak publik melalui siaran langsung di kanal YouTube resmi BPS.

