Dunia

AS Ajukan Proposal Baru untuk Akhiri Perang Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara dalam konferensi pers ketika berkunjung ke Ankara, Turki, pada Rabu (19/11/2025). (Sumber: Reuters/Umit Bektas)

TERITORIAL.COM, JAKARTA — Amerika Serikat (AS) mengeluarkan proposal baru yang bertujuan mengakhiri perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung hampir empat tahun. 

Berdasarkan beberapa laporan media, kerangka kerja 28 poin ini menuntut konsesi signifikan dari Kyiv, termasuk penyerahan wilayah dan pelucutan persenjataan. Akibatnya, rencana tersebut dinilai sangat condong kepada kepentingan Rusia.

Proposal yang bocor ini muncul menjelang pertemuan penting antara Presiden Volodymyr Zelenskyy dengan pejabat militer AS di Kyiv.

Rincian dari Isi Proposal 

Utusan AS, Steve Witkoff, menyerahkan rencana 28 poin ini kepada Rustem Umerov, sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, di Miami. Oleh karena itu, persyaratan dalam draf tersebut sejalan dengan tuntutan Rusia untuk mengakhiri konflik.

Di bawah proposal ini, Ukraina harus menyerahkan sisa wilayah timur Donbas, termasuk area yang masih di bawah kendali Kyiv. 

Selain itu, negara itu diwajibkan memangkas ukuran angkatan bersenjatanya hingga separuh, dan harus meninggalkan kategori persenjataan tertentu. Hal ini berimplikasi pada bantuan militer AS untuk Ukraina juga akan ditarik kembali.

Lebih lanjut, rencana ini mensyaratkan pengakuan bahasa Rusia sebagai bahasa resmi negara di Ukraina. Status resmi juga akan diberikan kepada divisi Gereja Ortodoks Rusia di Ukraina.

Reaksi Keras dari Kyiv, Bantahan dari Moskow

Para pejabat Ukraina yang diberi pengarahan menganggap proposal ini sebagai “non-starter” yang tidak dapat diterima tanpa perubahan besar. Meskipun demikian, Presiden Zelenskyy menekankan pentingnya kepemimpinan AS yang kuat. 

“Hal utama untuk menghentikan pertumpahan darah dan mencapai perdamaian abadi adalah kita bekerja dalam koordinasi dengan semua mitra kita dan bahwa kepemimpinan Amerika tetap efektif, kuat,” tulis Zelenskyy di Telegram.

Sebaliknya, Rusia membantah adanya rencana perdamaian baru dari AS. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova menyampaikan bahwa meskipun Moskow memantau laporan media, setiap laporan harus dinilai berdasarkan komunikasi resmi. 

“Kementerian Luar Negeri belum menerima informasi apa pun dari pihak Amerika dalam konteks ini,” tambah Maria Zakharova.

Diplomasi Berlanjut di Tengah Serangan

Sementara itu, upaya diplomatik terus berjalan. Zelenskyy bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara. Erdogan mendesak kedua belah pihak kembali ke proses Istanbul untuk melanjutkan negosiasi damai. 

Namun, terlepas dari upaya tersebut, Rusia tetap melanjutkan serangannya ke Ukraina, yang dilaporkan menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai puluhan lainnya dalam serangan terbaru.

kaylalayalia

About Author

You may also like

Dunia

Menteri pertahanan Indonesia dan Amerika Serikat kembali bertemu

Jakarta teritorial.com – Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, kembali bertemu dengan koleganya, Menteri Pertahanan Amerikat Serikat, James Mattis, di akhir acara
Dunia

Arab Saudi Gagalkan Serangan Rudal yang Targetkan Bandara

Jakarta territorial.com- Pasukan pertahanan Arab Saudi berhasil menggagalkan serangan rudal yang diluncurkan dari wilayah konflik di Yaman, Sabtu (4/11/2017) malam