TERITORIAL.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyatakan pemerintah akan segera membangun Sekolah Terintegrasi dengan fasilitas modern yang setara sekolah-sekolah unggul di negara lain. Pernyataan itu disampaikan saat peluncuran program digitalisasi pembelajaran di SMP Negeri 4 Kota Bekasi, Senin, 17 November 2025.
“Rencana saya kita akan mulai bikin Sekolah Terintegrasi dengan fasilitas modern sama dengan sekolah yang ada di negara-negara lain,” ujar Prabowo.
Menurut kementerian, Sekolah Terintegrasi ditujukan untuk anak-anak usia sekolah dari desil 3, 4, dan 5, yaitu kelompok keluarga hampir miskin, pas-pasan, dan cukup. Tujuannya agar siswa dari latar ekonomi menengah ke bawah mendapat akses pendidikan berkualitas tanpa harus berpindah jauh atau menanggung biaya tambahan.
Kemendikdasmen menyatakan pembahasan pembentukan model Sekolah Terintegrasi sudah dimulai. Staf Khusus Mendikdasmen bidang Pembelajaran dan Sekolah Unggul, Arif Jamali, mengatakan kementerian akan mengkaji model sekolah terintegrasi yang sudah ada.
Sebagai contoh, Sekolah Terpadu di Samarinda yang baru saja diresmikan pada akhir September 2025 oleh Mendikdasmen, untuk menentukan format yang tepat dan skala implementasinya. “Nanti akan dilihat seperti apa penerapan Sekolah Terintegrasi yang diminta Presiden dan direncanakan ada di setiap kecamatan,” kata Arif.
Sekolah tersebut mengintegrasikan tiga jenjang (SD, SMP, SMA) dalam satu kawasan dengan kurikulum bilingual yang menggabungkan Kurikulum Merdeka dan standar internasional tertentu.
Menteri Abdul Mu’ti menilai model ini berpotensi menjadi percontohan nasional untuk sekolah unggul non-asrama. “Ini menunjukkan kesiapan sekolah untuk menghadapi perkembangan global,” kata Mendikdasmen saat meresmikan sekolah tersebut.
Kemendikdasmen juga menegaskan Sekolah Terintegrasi berbeda dari program Sekolah Rakyat atau Sekolah Garuda.
Jika Sekolah Rakyat dan Sekolah Garuda selama ini mengusung model asrama untuk siswa unggul, Sekolah Terintegrasi dirancang sebagai sekolah reguler (non-asrama) dengan model integrasi layanan dan fasilitas unggul di satu lokasi.
Dengan kata lain, bukan sekolah eksklusif berasrama, melainkan sekolah negeri reguler yang ditingkatkan mutu dan fasilitasnya.
Meski berbentuk sekolah reguler, Sekolah Terintegrasi akan memiliki fasilitas unggul menurut standar Kemendikdasmen.
Kementerian menyebut adanya standar nasional mutu sekolah yang menjadi acuan, mulai dari sarana pembelajaran digital (seperti Interactive Flat Panel) hingga kurikulum yang mendukung kompetensi global (bahasa Inggris, STEM, dan lain-lain).
Pada acara di Bekasi, program digitalisasi berupa pemasangan IFP diluncurkan untuk mempercepat pemerataan akses teknologi pembelajaran di sekolah.
Presiden Prabowo menegaskan komitmen pemerataan pendidikan dan digitalisasi, “Kita ingin setiap anak, di mana pun tinggalnya, bisa belajar dengan fasilitas memadai sehingga potensi mereka berkembang.”
Sementara itu, Kemendikdasmen menyatakan kajian dan perencanaan sedang berjalan, dengan model dari Samarinda sebagai bahan evaluasi sebelum kemungkinan perluasan ke tingkat kecamatan di seluruh Indonesia.

