TERITORIAL.COM, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, kembali menyuarakan optimisme terhadap prospek perekonomian nasional di tengah tekanan global.
Hal ini disampaikan saat Perry Warjiyo membuka acara Bank Indonesia Bersama Masyarakat (BIRAMA) 2025 di Jakarta, Senin.
“Kita harus optimis bahwa perekonomian Indonesia akan lebih baik dan mampu menghadapi tantangan,” kata Perry.
Ia menyebut bahwa Indonesia memiliki modal fundamental ekonomi yang kuat. Namun, ia juga menekankan bahwa pencapaian pertumbuhan tinggi tetap memerlukan tiga prinsip utama yaitu optimisme, upaya maksimal dari seluruh pihak, dan sinergi.
Tiga Pilar Utama Penggerak Ekonomi 2026
Pertama, Perry mengajak seluruh pelaku ekonomi untuk membangun keyakinan bersama bahwa Indonesia mampu melewati setiap hambatan global.
Ia menilai optimisme ini menjadi motor penggerak yang dapat meningkatkan aktivitas ekonomi, baik dari sisi produksi maupun konsumsi.
Selanjutnya, ia memastikan bahwa Bank Indonesia akan bekerja secara maksimal (all-out) dalam menyusun dan menjalankan bauran kebijakan.
Komitmen BI tidak hanya menjaga stabilitas makroekonomi, tetapi juga mendorong percepatan pertumbuhan agar ekonomi nasional tetap bergerak maju.
Selain itu, Perry juga menilai bahwa keberhasilan mencapai pertumbuhan tinggi tidak dapat dilakukan secara terpisah.
Oleh karena itu, BI mendorong sinergi yang kuat antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal pemerintah dalam kerangka transformasi ekonomi nasional.
Kolaborasi ini memastikan bahwa setiap kebijakan saling melengkapi dan memperkuat ketahanan ekonomi.
Lima Arah Strategis Bauran Kebijakan BI 2026
Dalam menjalankan agenda pertumbuhan yang inklusif dan berdaya tahan, Bank Indonesia telah menetapkan lima arah kebijakan utama pada tahun 2026.
Pertama, BI akan fokus menjaga stabilitas makroekonomi dengan mengendalikan inflasi agar tetap rendah serta memastikan stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga di tengah gejolak pasar global.
Kedua, BI juga akan memperkuat fungsi intermediasi perbankan dengan mengarahkan penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas yang selaras dengan agenda pembangunan pemerintah.
Selanjutnya, BI mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran melalui peningkatan penggunaan QRIS dan BI-FAST, sehingga inklusi keuangan dapat meluas dan efisiensi transaksi semakin meningkat.
Kemudian, BI menargetkan pendalaman pasar keuangan dengan memperkuat empat aspek mendasar pasar uang dan valuta asing: produk, harga, pelaku, dan infrastruktur. Upaya ini menjadi fondasi penting dalam memperkuat pembiayaan ekonomi nasional.
Terakhir, BI berkomitmen memperkuat dukungan terhadap UMKM serta mendorong pengembangan ekonomi hijau dan ekonomi syariah sebagai pilar pertumbuhan yang berkelanjutan.
Komitmen BI untuk Mendukung Asta Cita
Perry menegaskan bahwa BI siap menjalankan kebijakan yang seimbang antara pro-stability dan pro-growth.
“Melalui penguatan bauran kebijakan tersebut, Bank Indonesia berkomitmen penuh mendukung Asta Cita dan memastikan stabilitas serta pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berdaya tahan,” ujarnya.
Melalui rangkaian kegiatan BIRAMA 2025, BI berharap dapat memperkuat pemahaman, optimisme, dan dukungan masyarakat, sehingga perekonomian Indonesia mampu tumbuh lebih tinggi dan lebih tangguh pada 2026.

