Cianjur, Teritorial.com – Mengenal lebih dekat sosok wanita pemecah rekor pertama dijajaran TNI AD, kini nama Letkol CZI Hidayati ST MT Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) yang menjadi sebagai Dandim 0608Cianjur Kodam III/Siliwangi semakin dikenal seantero nusantara. Dengang begitu praktis dirinya menjadi perempuan pertama dan satu-satunya di Kowad yang menduduki jabatan komando teritorial AD di Indonesia.
Dari keterangan yang didapat, sebelumnya Letkol Hidayati menjabat di Maditziad dan di Mabes AD. Penunjukkan Hidayati menjadi Dandim di Cianjur merupakan sejarah pertama Kodim 0608 dijabat oleh seorang perempuan. Bahkan di Indonesia Dandim seorang perempuan baru ada di Cianjur.
Tidak ada yang kebetulan, pada tahun 2015 lalu, Hidayati merasa terkejut lantaran penunjukan jabatan barunya sebagai Dandim yang percis bertepatan dengan hari Kartini. Jajaran pejabat tinggi di TNI sendiri mengakui bahwa ini merupakam rekor luar biasa dari seorang Kowad yang menjabat sebagai komando teritorial untuk posisi Dandim yang biasa dihuni oleh seorang pria.
Berbeda dari yang biasanya, jika sebelumnya jabatan komando teritorial AD selalu ditugaskan kepada mereka para perwira menengan TNI yang berasal dari lulusan Akedemi Militer (Akmil), seolah mengubah tradisi jabatan Dandim 0806 Cianjur tersebut justru diisi oleh Kowad yang merupakan jebolan Prajurit Perwira Karir (PPK). Dimana sebelumnya Letkol Hidayati merupakan seorang sarjana Insinyur lulusan teknik sebelum dirinya mendaftar sebagai prajurit TNI.
Namanya juga tentara, secara fisik boleh dibilang wanita, namun dari ketegasan, kepemimpinan, serta kepiawaian dalam memimpin prajurit di lapangan bisa dibilang melebihi kaum pria. Ditambah keahliannya dibidamg arsitektur semakin menjadikan wanita tersebut dikagumi baik oleh jajaran dan staf di Kodim 0806Cianjur maupun masyarakat sekitar yang mengaku dekat dan mengenal sosok wanita tegas berbaju dinas loreng tersebut.
Melihat kondisi Cianjur yang masih banyak daerah tertinggal membuat Bu Dandim tersebut tak tinggal diam. Berbekal pengCianjur, Teritorial.com – Mengenal lebih dekat sosok wanita pemecah rekor pertama dijajaran TNI AD, kini nama Letkol CZI Hidayati ST MT Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) yang menjadi sebagai Dandim 0608Cianjur Kodam III/Siliwangi. Dengang begitu praktis dirinya menjadi perempuan pertama dan satu-satunya di jajaran komando teritorial AD se-Indonesia.
Dari keterangan yang didapat, sebelumnya Letkol Hidayati menjabat di Maditziad dan di Mabes AD. Penunjukkan Hidayati menjadi Dandim di Cianjur merupakan sejarah pertama Kodim 0608 dijabat oleh seorang perempuan. Bahkan di Indonesia Dandim seorang perempuan baru ada di Cianjur.
Pada taun 2015 lalu, Hidayati merasa terkejut lantaran penunjukan jabatan barunya sebagai Dandim yang percis bertepatan dengan hari Kartini. Jajaran pejabat tinggi di TNI sendiri mengakui bahwa ini merupakam rekor luar biasa dari seorang Kowad yang menjabat khusus posisi yang biasa dihuni oleh seorang pria.
Berbeda dari yang biasanya, jika sebelumnya jabatan komando teritorial AD selalu ditugaskan kepada mereka para perwira menengan TNI yang berasal dari Akedemi Militer (Akmil), seolah mengubah tradisi jabatan Dandim 0806 Cianjur tersebut merupakan Kowad jebolan Prajurit Perwira Karir (PPK). Dimana sebelumnya Letkol Hidayati merupakan seorang sarjana Insinyur lulusan teknik.
Namanya juga tentara mungkin secara fisik boleh dibilang wanita, namun dari ketegasan, kepemimpinan, serta kepiawaian dalam memimpin prajurit di lapangan bisa dibilang melebihi kaum pria. Ditambah keahliannya dibidamg arsitektur semakin menjadikan wanita tersebut dikagumi baik oleh jajaran dan staf di Kodim 0806Cianjur maupun masyarakat sekitar yang mengaku dekat dan mengenal sosok wanita tegas berbaju dinas loreng tersebut.
Melihat kondisi Cianjur yang masih banyak daerah tertinggal membuat Bu Dandim tak tinggal diam. Berbekal pengetahuan di bidang keilmuan infrastuktur lantaran merupakan lulusan tekni, membuatnya tidak segan-segan turut membantu meringankan program kerja pemerintah daerah untuk terus melakukan evaluasi serta perbaikan khususnya jalan-jalan penghubung desa-desa terpencil yang biasa digunakan untuk aktivitas warga sehari-hari. (SON)