Beijing, Teritorial.com – Menganggap bahwa wilayah perairan Laut Cina Selatan (LCS) merupakan wilayah fredom of navigation, maka angkatan laut Amerika Serikat (AS) merasa tidak perlu untuk memberikan konfirmasi apalagi ijin berlayar kepada Cina terlebih darhulu.
Prilaku AS tersebut tentunya membuat pemerintah Cina geram, terlebih sejak terselesaikannya proyek pembangunan pulau buata yang kini disulap menjadi markas militer, negeri tirai bambu tersebut soalah-olah memposisikan bahwa LCS kini telah berada dalam integritas kedaulatannya sehingga wajib hukumnya bagi AS untuk melakukan ijin terlebih dahulu.
Atas manuver dua kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang memasuki wilayah perairan LCS tersebut Beijing bereaksi keras dengan menantang AS dengan mengirim kapal dan pesawat untuk memperingatkan dua kapal perang AS agar pergi. Hal itu dijelaskan oleh Kementerian Pertahanan Cina dengan meluapkan kemarahannya atas dua kapal perang AS yang dianggap telah memasuki perairan teritorial Cina tanpa izin.
“Kapal perang USS Higgins dan USS Antietam, bermanuver di sebuah perairan yang berjarak 12 mil laut dari Paracel Island.Langkah bertentangan dengan hukum Cina dan hukum internasional yang relevan, secara serius melanggar kedaulatan Cina (dan) merusak hubungan timbal balik strategis antara kedua militer,” kata kementerian Pertahanan Cina dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Reuters, Senin (28/5/2018).
Dalam sebuah pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri Cina mendesak AS untuk menghentikan tindakan tersebut. “Cina akan terus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan negara,” dalam pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Cina.
Menjadi negara Hegemon dan memiliki supermasi atas perairan dunia tentunya sikap AS tidak peduli dengan apa yang dilontarkan oleh Cina. Sudah menjadi SOP bagi USPACOM untuk melakukan pengamatan serta yang dilakukan kapal perang AS guna beroperasi di wilayah tersebut setiap hari.
“Kami melakukan Freedom of Navigation Operations (FONOPs) rutin dan reguler, seperti yang telah kami lakukan di masa lalu dan akan terus dilakukan di masa depan,” Ujar Komandan USPACOM Laksamana Harry Binkley Harris Jr dalam sebuah keterangan tertulis.
Manuver dua kapal perang Washington itu terjadi setelah citra satelit AS diambil pada 12 Mei 2018 menunjukkan bahwa Beijing telah menempatkan rudal-rudal surface-to-air secara mobile dan rudal jelajah anti-kapal di Woody Island.
Awal bulan ini, Angkatan Udara Cina juga mendaratkan beberapa pesawat bombers termasuk H-6K di pulau-pulau yang disengketakan dan kawasan terumbu karang di LCS bagian dari latihan militer. Pendaratan sejumlah pesawat bombers tersebut tentu memicu reaksi dari Vietnam dan Filipina, sebagai dua negara yang juga berkepentingan atas wilayah LCS. (SON)