Jakarta, Teritorial.com – Setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Laksamana TNI Siwi Sukma Adji sebagai KSAL pada 23 Mei 2018 di Istana Negara menggantikan Ade Supandi yang purna tugas pada 1 Juni 2018. upacara Serah Terima Jabatan (Sertijab) dipimpin Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (28/5/2018).
Sebagaimana dijelaskan dalam pembacaan upacara tersebut, pergantian KSAL ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden No 43/TNI/2018 tertanggal 22 Mei 2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Jabatan KSAL. Laksamana TNI Siwi Sukma Adji merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan ke-30 tahun 1985. Beliau menyelesaikan pendidikan militernya di Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan XXX Tahun 1985.
KSAL ke-26 ini pernah mengemban jabatan strategis, yakni Komandan Gugus Keamanan Laut (Danguskamla) Komando Armada RI Wilayah Timur tahun 2011, Wakil Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Laut (Waasrena Kasal) tahun 2012.Pada tahun 2013 Siwi Sukma Adji pernah menjabat sebagai Kasarmatim, Kemudian menjabat sebagai Panglima Armada RI Wilayah Barat (Pangarmabar) pada tahun 2016.
Dalam pernyataan sebelumnya Lasmana Siwi akan terus meningkatkan sea power guna menjaga stabilitas dan keamanan maritim Indonesia. Hal ini menjadi urgensitas bagi TNI serta TNI AL khususya untuk terus berinovasi dalam memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan ancaman yang berkembang seiring dengan perubakan lingkungan strategis.
“Seiring berjalannya waktu tentu banyak tantangan silih berganti, serta bertransformasi bahkan pada sesuatu hal yang kita tidak pernah duga sebelumnya. maka tidak ada jalan lain bagi TNI AL untuk terus berinovasi dengan berbagai target perkembangan yang kita harapkan pencapaianvterus diuapayakan peran TNI tentunya sangat strategis ditengah berbagai konflik yang terpampang didepan mata kita contoh konflik Laut Cina Selatan,” Ujar Laksamana Siwi.
Hal tersebut sudah menjadi konsekuensi logis dimana pemerintah sendiri telah menetapkan sebelumnya poros maritim sebagai acuan dalam setiap kebijakan yang berkaitan dengan pengamanan serta pengelolahan wilayah maritim sebagai aset bangsa kita negra kepulauan. Jaminan atas keamanan maritim menjadi sebauh variabel penting terkait keberhasilan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Berbagai pendidikan militer telah ditempuhnya selain di AAL, di antaranya meliputi Sus Paja (1985), Tar P-4 PP. 45 Jam (1986), Dik Cawak Van Spyck (1987), Ops School (1987), Diklapa-I/SBA Angkatan ke-5 (1992), Diklapa-II/Koum Angkatan-9 (1996), Seskoal Angkatan-36 (1999), Sesko TNI Angkatan-35 (2008), dan Lemhannas RI (PPSA) Angkatan-19 (2013).
Pendidikan umum yang pernah ditempuh diantaranya SD (1974), SMP (1977), SMA (1981), S1 Ekonomi (2013), S2 Manajemen SDM (2016). Atas jasa-jasanya kepada bangsa dan negara, berbagai tanda jasa bintang dan satya lencana diperoleh antara lain Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Jalasena Pratama, Bintang Jalasena Nararya, Satya Lencana VIII, Satya Lencana Kesetiaan XVI, Satya Lencana Kesetiaan XXIV. (SON)