Oase

Dawam Rahardjo Ingin Dikuburkan Disebelah Cak Nur, ICMI : Alhamdulillah Pemerintah Menyetujui

Jenderal Gatot Nurmantyo (Kiri) bersama Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie (Kanan) Menjadi Pembicara di Acara Program Kuliah Subuh & Dialog Bersama di Ruang Utama Gedung Masjid Agung Al-Azhar Jakarta, (3/3/2018). Acara tersebut bertujuan guna mengingatkan pada umat Muslim tentang ajaran Islam yang Rahkmatan Lilalammin bersama satukan hati untuk Indonesia. (Sony Iriawan@teritorial.com)

Jakarta, Teritorial.Com – Cendekiawan muslim Indonesia, Dawam Rahardjo meninggal dunia, Rabu (30/5) malam sekitar pukul, 21.55 WIB. Dawam meninggal dunia di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Sekitar beberapa bulan lalu, pemikir Islam ini sempat menjalani beberapa kali perawatan intensif di rumah sakit. Dawam Rahardjo terkena penyakit diabetes, jantung, dan stroke.

Almarhum yang lahir di Solo, Jawa Tengah, 20 April 1942 punya sederet jabatan penting semasa hidupnya. Dawam Rahardjo antara lain pernah menjabat Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Pusat (ICMI), Ketua Tim Penasihat Presiden BJ. Habibie, Rektor Universitas Islam 45 Bekasi dan Rektor UP45 Yogyakarta.

Sebelum meninggal, dia sempat berpesan ingin dikebumikan bersebelahan dengan Nurcholish Madjid atau Cak Nur di Taman Makam Pahlawan (TMP), Kalibata, Jakarta Selatan.

Permintaan almarhum, kata Ketua Ikatan Cedekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie dikabulkan pihak Istana.

“Alhamdulillah atas bantuan dari Sekretariat Negara. Sesuai permintaan almarhum minta dikuburkan dengan Nurcholish Madjid. Alhamdulillah dapat,” kata Jimly di Istana Wapres, Jl Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (31/5).

Letak makam ekonom senior tersebut tidak jauh dari Cak Nur. Kata Jimly hanya melewati lima makan. Selanjutnya dia juga berharap masih ada penerus cendekiawan muslim untuk meneruskan cita-cita.

Mudah-mudahan pergerakan cendekiawan muslim masih butuh tokoh tokoh seperti almarhum Pak Dawam, almarhum Nurcholish Madjid,” papar Jimly.

Dia juga mengingatkan kepada para pengurus cendekiawan muslim agar mencontoh perjuangan Cak Nur dan Dawam. Jimly yakin masih ada penerus seperti dua toko tersebut. Kemudian, dia mencontohkan salah satu cara agar bisa meneruskan perjuangan Cak Nur dan Dawam yaitu dengan mendengarkan tausiyah JK yang juga Ketua Dewan Penasehat Pusat ICMI.

“Alhamdulillah. Tokoh cendekiawan muslim seperti Cak Nur, Mas Dawam, itu perlu penerus generasi selanjutnya. Mumpung sekarang Pak Jusuf Kalla masih ada, mari kita mempererat dan rajin meminta tausiyah dari beliau,” ungkap Jimly.

Rosito Elviana

About Author

You may also like

Oase

Dharma Wanita Persatuan Kemhan RI Gelar Pelatihan Penggunaan Teknologi Informasi

Jakarta, Teritorial.com – Dharma Wanita Persatuan Kementerian Pertahanan RI menggelar pelatihan penggunaan teknologi informasi dalam rangka meningkatkan kemandirian wanita pada
Oase

Jadikan Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel, PBNU : Sikap Trump Akan Picu Konflik

Jakarta, Teritorial.Com-  Ketua PBNU Said Aqil mengecam tindakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan bahwa Yerusalem merupakan ibu kota