Bantul, Teritorial.Com – Siti Hediati Hariyadi memutuskan untuk keluar dari partai Golkar.
Pengumuman pengunduran diri ini dilakukan Titiek begitu ia dipanggil tempat kelahiran Presiden Soeharto di Kemusuk, Sedayu, Kabupaten Bantul, Senin (11/6).
Pengumuman mundurnya Titiek ini diiringi pula dengan pernyataan untuk bergabung ke Partai Berkarya. Pengumuman mundur dari Partai Golkar dan bergabungnya ke Partai Berkarya ini disampaikan Titiek di depan Ketua Umum Partai Berkarya, Hutama Mandala Putra atau Tommy Soeharto dan Sekjen Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso.
“Di tempat bersejarah bagi keluarga kami. Di sini Ayah kami (Presiden Soeharto) dilahirkan.
Izinkan saya menyampaikan pernyataan politik yang tentunya akan memengaruhi perjalanan karir politik saya,” ujar Titiek di Memoria Jenderal Besar HM Soeharto, Sedayu.
Titiek menjabarkan jika keadaan bangsa saat ini sungguh sangat memprihatinkan. Titiek mencontohkan ada kurang lebih 7 juta rakyat masih menganggur, sedangkan di saat yang sama negara dibanjiri tenaga kerja asing. Kemudian Titiek juga menyoroti kebijakan impor yang saat ini dilakukan pemerintah.
Titiek juga mengkritik penanganan narkoba di Indonesia yang tak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Selain itu pengelolaan sumber daya alam juga tak dilakukan secara optimal sehingga rakyat tak bisa sejahtera.
“Ini hal-hal yang sangat memprihatinkan. Saya sedih saya ingin menjerit menyuarakan hati saya. Tapi saya tidak bisa menyampaikan. Saya masih hidup di Golkar. Saya tidak bisa karena masih menjadi anggota Golkar. Golkar sebagai partai besar dan sahabat pemerintah seharusnya bisa mengingatkan. Tidak sekadar ABS,” urai Titiek.
Titiek mengatakan melihat kondisi itu, dia pun memutuskan dirinya untuk keluar dari Golkar. Titiek juga mengaku keputusan keluar dari Golkar ini akan membawa konsekuensi akan melepas jabatannya di DPR.
“Saya memutuskan keluar dari Partai Golkar Saya memilih memerjuangkan kepentingan rakyat lewat Partai Berkarya. Terima kasih Partai Golkar yang telah menempa saya menjadi politikus perempuan di Indonesia,” imbuh Titiek.
“Golkar partai besar yang punya banyak tokoh politik. Saat ini saya lebih dibutuhkan di Partai Berkarya,” tutup Titiek.